kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Otak Atik Anggaran untuk Program Makan Siang Gratis


Minggu, 18 Februari 2024 / 17:42 WIB
Otak Atik Anggaran untuk Program Makan Siang Gratis
ILUSTRASI. Otak Atik Anggaran untuk Program Makan Siang Gratis


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

Apalagi kenaikan harga beras yang masih tinggi ditambah biaya logistik yang ikut naik akan semakin membebani masyarakat bawah. "Saat daya beli masyarakat meningkat, tentunya kita harus berhati-hati," imbuhnya.

Dia menyarankan, apabila pemerintah benar-benar akan memangkas subsidi BBM, maka perlu diperbaiki terlebih dahulu mekanisme subsidi BBM sehingga tidak salah sasaran dalam penyalurannya.

"Jangan sampai dikurangi (subsidi BBM) tapi tidak ada evaluasi terhadap subsidi energi yang sudah disalurkan," terang Andry.

Baca Juga: Anggaran Program Makan Siang dari Pemangkasan Subsisi BBM?

Dirinya mewanti-wanti, efisiensi anggaran yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan program makan siang gratis jangan sampai berdampak kepada kualitas peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sumber daya manusia (SDM).

"Bisa jadi pos-pos anggaran di pendidikan dan juga kesehatan itu dipotong. Ini yang menurut saya harus berhati-hati," katanya.

Pengamat Pajak Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menambahkan, apabila pemerintah benar-benar ingin memangkas subsidi energi, maka pemerintah juga perlu meningkatkan anggaran bantuan sosial (bansos) untuk meredam efek dari kenaikan harga BBM.

"Kalau subsidi dan kompensasi BBM dihapus maka anggaran bansos harus naik juga. Perlu peningkatan anggaran bansos untuk pencegahan dampak dari kenaikan harga BBM," terang Fahry.

Baca Juga: Euforia Sesaat Pilpres Satu Putaran

Namun, Direktur Eksekutif Indonesia Economic Fiscal (IEF) Research Institute Ariwan Rahmat melihat, meski pemerintah memangkas anggaran subsidi energi, hal tersebut belum akan cukup untuk memenuhi kebutuhan anggaran makan siang gratis sebesar Rp 400 triliun.

Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan tax ratio alias rasio pajak untuk mempertebal kantong penerimaan negara.

"Anggap saja pemerintah ingin memangkas subsidi listrik yang mencapai hampir Rp 80 triliun, maka untuk alokasi makan gratis masih kurang Rp 320 triliun dari rencana pagu," kata Ariawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×