Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini bisa mencapai 5,2%.
Kepala BKF Suahasil Nazara mengakui, perkiraan pertumbuhan ekonomi 5,2% ini memang lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi di awal tahun yang sebesar 5,4%. Tetapi pelemahan ini didorong oleh kondisi ekonomi global yang tengah mencari keseimbangan baru pasca melemah.
"Downside ini salah satunya karena globalnya yang rebalancing. Ini adalah salah satu kondisi yang konsisten yang sudah kita perkirakan terjadi," ujar Suahasil, Senin (12/11).
Pada kuartal III-2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17%. Menurut Suahasil, pertumbuhan ekonomi yang terus berkisar 5% ini mendorong peningkatan. Hal ini yang menjadi penyebab melebarnya current account deficit (CAD) di kuartal III yang mencapai 3,37% dari produk domestik bruto (PDB). Apalagi, saat ini Indonesia masih banyak menjalankan proyek-proyek infrastruktur.
Meski pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan lebih rendah dari target awal, Suahasil mengaku pemerintah tak tinggal diam. Menurutnya, pemerintah melakukan berbagai kebijakan reformasi.
Salah satu kebijakan yang ditetapkan adalah mengganti barang-barang impor untuk proyek infrastruktur dengan komponen domestik. "Pemerintah mengirim sinyal untuk membangun infrastruktur menggunakan input lokal. Kalau bisa tidak impor, jangan impor," tutur Suahasil.
Di sisi konsumsi, pemerintah menerbitkan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 terhadap 1.147 barang impor. Meski tak berdampak besar tetapi menurut Suahasil ini merupakan signal dari pemerintah.
Pemerintah juga menetapkan kebijakan perluasan B20 sebagai upaya untuk mengurangi impor minyak. Dia berharap, kebijakan perluasan B20 ini dapat berdampak mulai Oktober, sehingga CAD kuartal IV-2018 dapat berkurang. Suahasil memperkirakan, CAD hingga akhir tahun akan lebih baik dibandingkan CAD di kuartal III.
Untuk mengundang investasi masuk ke Indonesia, pemerintah sudah memberikan berbagai insentif pajak. Salah satu insentif yang diberi, yakni tax holiday, mampu menggaet delapan perusahaan dengan nilai investasi sekitar Rp 161 triliun.
"Jadi saya mau menyampaikan, rangkaian ini sudah kita pikirkan sejak jauh-jauh hari. Sampai kita berada di titik ini. Konsistensi dan antisipasi ini sudah kita bicarakan sejak lama," ujar Suahasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News