kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,73   3,40   0.38%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar manfaat ekonomi proyek infrastruktur yang rampung 2019


Minggu, 11 November 2018 / 18:44 WIB
Menakar manfaat ekonomi proyek infrastruktur yang rampung 2019
ILUSTRASI. Proyek Jalan Tol Serpong - Cinere


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur yang direncanakan Presiden Joko Widodo lima tahun lalu satu per satu mulai terwujud. Bahkan tak sedikit proyek tersebut akan dioperasikan pada akhir tahun depan.

Seperti, ruas tol Trans Jawa yang dari Merak hingga Banyuwangi akan mulai terhubung dan beroperasi pada 2019. Presiden menyatakan, proyek tersebut sebetulnya sebagian besar telah rampung di tahun ini.

Apalagi untuk, tol Pejagan-Pemalang seksi 3 dan 4 Brebes Timur – Sewaka dan Jalan Tol Pemalang – Batang segmen Sewaka – Simpang Susun Pemalang, di Gerbang Tol Tegal Timur, Tegal, Jawa Tengah telah ia resmikan pada Jumat (9/11) lalu.

Dengan begitu, menurut Jokowi, ruas tol yang selesai saat ini sepanjang 640 kilometer (km) dari total 870 km. Maka itu ia optimistis proyek ini sudah akan rampung pada tahun depan. Sementara ruas tol Merak-Surabaya akan tersambung di pekan kedua Desember 2018.

Begitu juga dengan ruas tol Probolinggo sampai Surabaya akhir tahun ini juga sudah tersambung. “Baru dilanjutkan dari Probolinggo ke Banyuwangi. Insya Allah nanti 2019 akhir juga sudah rampung. Artinya dari ujung barat sampai ujung timur selesai,” kata Presiden Jokowi akhir pekan lalu.

Setelah Ujung Barat Pulau Jawa hingga Ujung Timur Pulau Jawa tersambung, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah akan berkonsentrasi menyelesaikan pembangunan jalan tol di Sumatera, Kalimantan, dan yang lain.

Kemudian Trans Sumatra sepanjang 479 km juga ditargetkan beroperasi bertahap hingga akhir 2019 yakni, Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, Pekanbaru-Dumai, dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung.

Lalu Trans Papua yang terbentang 4.330 km juga ditargetkan tembus seluruhnya pada akhir 2019. Tak hanya dari infrastruktur jalan, proyek untuk transportasi juga sudah mulai terlihat seperti mass rapid transit (MRT) Jakarta yang saat ini terus melakukan uji coba.

Presiden pun bilang, MRT siap beroperasi penuh pada Maret 2019. Sementara proyek light rail transit (LRT) juga sudah mulai beroperasi di Palembang dan Jakarta. Menurut ekonomi INDEF Bhima Yudhistira mengaku, memang saat ini Indonesia membutuhkan pembangunan infratruktur untuk mendongrak ekonomi.

Salah satunya untuk memperlancar distribusi barang. "Infrastruktur adalah pondasi pertama untuk memperlancar ddistribusi barang," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/11). Sebab berdasarkan catatannya, biaya logistik terhadap GDP terus menurun sejak 2014.

"Pada 2014 masih di atas 25,7% dan terus melakukan penurunan, bahkan diproyeksikan pada 2019 ketika proyek infrastruktur selesai biaya logistik bisa ditekan hampir 21% terhadap GDP," jelas dia.

Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi yang diperoyeksikan bisa mencapai 5,5%-6% jika infrastruktur terus dibangun. Saat ini pertumbuhan ekonomi masih melambat di 5,1%. Tapi, masih ada beberapa hal yang patut dikritisi yakni soal efek ke neraca dagang dan pembiayaan.

Sebab, saat ini masih ada beberapa bahan baku yang belum bisa diproduksi dalam negeri dan mau tak mau harus mengadalkan impor seperti besi, baja, dan mesin-mesin. Sehingga tak heran, kalau current account defisit (CAD) melebar.

Lalu, dari sisi pembiayaan juga harus turut memperhatikan bunga acuan global yang semakin agresif. Sehingga dapat berefek kepada bunga pinjaman pemerintah untuk infrastruktur. "Hal ini mau tak mau ada kenaikan, makanya harus ada kerjasama dengan swasta,jad tidak perlu dari asing juga," kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×