kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme dunia usaha berkurang, Sri Mulyani: Berarti semakin pruden


Selasa, 07 Agustus 2018 / 18:09 WIB
Optimisme dunia usaha berkurang, Sri Mulyani: Berarti semakin pruden
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa persepsi dunia usaha yang tengah berhati-hati saat ini adalah hal yang tepat. Sebab, tekanan dari perdagangan global sudah terlaksana.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkiraan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan III-2018 sebesar 106,05. Angka ini lebih kecil dari triwulan II-2018 yang sebesar 112,82.

Artinya, persepsi pengusaha di triwulan III masih optimistis, di mana masih di atas 100. Namun, ada sedikit kurang optimismenya kalau dibandingkan triwulan II-2018.

Dari komponennya, terlihat bahwa dunia usaha berharap order dari dalam negeri masih kuat, yakni di angka 119,27. Namun, dunia usaha agak ragu dengan order dari luar negeri karena ada di bawah 100, yakni 99,52.

“Sudah pasti pengusaha akan pelajari situasi baru. Masih di atas 100 sebenarnya masih optimistis. Pengusaha hati-hati berarti semakin pruden,” kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa (7/8).

“Kami pun (pemerintah), juga harus meningkatkan kewaspadaan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, dirinya tetap melihat bahwa sampai akhir tahun, semua sektor usaha tetap bisa mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari impor dalam bentuk bahan baku dan modal yang akan bisa meningkatkan produksi dalam kuartal III dan IV.

“Momentum untuk konsumsi kami harap bisa dijaga tetap di atas 5% terutama ada Asian games dan karena ada di kota besar, jadi konsumsi support-nya cukup signifikan,” ujarnya.

Adapun, momentum tahun ajaran baru juga akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang yang berhubungan dengan anak sekolah. Di sisi lain, pemerintah juga akan menjaga inflasi rendah sehingga daya beli terjaga.

Meski begitu, ia mengakui memang pertumbuhan industri manufaktur pertumbuhannya tidak terlalu tinggi di kuartal lI 2018. Namun, menurut Sri Mulyani, hal ini semata-mata karena libur panjang.

Hal ini berbeda dari sektor pertanian yang tumbuh mendekati 5%, sektor konstruksi, dan sektor jasa transportasi.

“Kalau manufaktur bisa tumbuh tinggi, itu bisa sumbang dari sisi konsumsi. Overall, kami optimistis momentum bisa terjaga. Tapi, kita semua juga harus meningkatkan kewaspadaan karena lingkungan berubah dan harus direspon dengan baik dan cermat,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×