kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

OECD: Ekonomi RI dan Asia Tenggara Melampaui Proyeksi Meski Tekanan Global Tinggi


Rabu, 03 Desember 2025 / 17:05 WIB
OECD: Ekonomi RI dan Asia Tenggara Melampaui Proyeksi Meski Tekanan Global Tinggi
ILUSTRASI. Kawasan perkantoran di Jakarta, Senin (3/11/2025). KONTAN/Carolus Agus Waluyo. OECD menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam tetap kuat sepanjang tahun 2025, bahkan melampaui proyeksi.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam tetap kuat sepanjang tahun 2025, bahkan melampaui proyeksi dalam laporan OECD Economic Outlook sebelumnya.

Dalam laporan terbarunya, khusus untuk Indonesia, OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% pada 2025 dan 2026, dan meningkat menjadi 5,1% pada 2027.

Kepala Divisi Asia Tenggara di Departemen Ekonomi OECD, Jens Arnold mengatakan bahwa kawasan ini, termasuk Indonesia, berhasil menjaga momentum meski menghadapi tekanan eksternal yang cukup besar.

Baca Juga: Resep Tingkatkan Penerimaan versi OECD Sebut Pangkas Subsidi, Perluas PPN!

"Ini terlepas dari hambatan dan ketidakpastian yang cukup besar, dan terutama berkenaan dengan perubahan kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) yang khususnya dihadapi kawasan ini," kata Arnold dalam media briefing, Rabu (3/12).

Menurut OECD, untuk agregat lima negara Asia Tenggara tersebut, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,9% pada 2025, sebelum melambat ke 4,5% pada 2026, lalu menguat kembali menjadi 4,8% pada 2027.

"Ini tetap jauh lebih kuat daripada pertumbuhan di kawasan OECD dan juga melampaui proyeksi pertumbuhan OECD untuk ekonomi China," katanya.

Namun, OECD mengingatkan bahwa proyeksi tersebut dibayangi beberapa risiko besar. Asia Tenggara dinilai lebih rentan terhadap ketegangan geopolitik, kenaikan tarif baru, serta risiko domestik seperti kerentanan sektor keuangan dan tingginya eksposur utang.

"Jika ada tarif sektoral baru, misalnya pada semikonduktor atau tarif pada pengiriman trans, apa pun definisinya, hal ini dapat memengaruhi perekonomian di kawasan tersebut dengan sangat kuat," pungkas Arnold.

Baca Juga: Instruksi Prabowo: Penanganan Bencana di Aceh dan Sumatera jadi Prioritas Nasional

Selanjutnya: Putin Terima Sebagian Tawaran AS, Pembicaraan Damai Ukraina Berlanjut

Menarik Dibaca: AIA Buka Kompetisi Proyek Sekolah Sehat AIA Healthiest Schools 2026, Daftar yuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×