kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.644   1,00   0,01%
  • IDX 8.602   -14,70   -0,17%
  • KOMPAS100 1.187   -2,26   -0,19%
  • LQ45 853   -2,21   -0,26%
  • ISSI 306   0,50   0,16%
  • IDX30 439   -0,10   -0,02%
  • IDXHIDIV20 509   -0,21   -0,04%
  • IDX80 133   -0,27   -0,21%
  • IDXV30 139   -0,29   -0,21%
  • IDXQ30 140   0,24   0,17%

OECD: BI Masih Punya Ruang Turunkan Suku Bunga 50 Basis Poin


Rabu, 03 Desember 2025 / 13:31 WIB
OECD: BI Masih Punya Ruang Turunkan Suku Bunga 50 Basis Poin
ILUSTRASI. OECD menilai BI masih punya ruang turunkan suku bunga 50 BPS, dari 4,75%. Ini analisis dampaknya terhadap ekonomi Indonesia & inflasi.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/04/2025


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menilai Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga kebijakan hingga 50 basis poin.

Hal ini disampaikan dalam laporan terbarunya bertajuk OECD Economic Outlook, Volume 2025 Issue 2, Rabu (3/12/2025).

OECD mencatat bahwa siklus penurunan suku bunga yang dimulai pada Agustus 2024 telah membawa BI rate turun dari 6,25% menjadi 4,75%.

"Ada ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga kebijakan lebih lanjut sekitar 50 basis poin menuju tingkat yang lebih akomodatif," tulis OECD dalam laporannya, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga: OECD Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% pada 2025-2026, dan 5,1% pada 2027

Meski demikian, penurunan tersebut belum tersalurkan secara penuh ke suku bunga kredit perbankan maupun imbal hasil obligasi korporasi, yang baru turun marginal dibanding awal periode pelonggaran.

Pertumbuhan kredit pun disebut masih jauh di bawah rata-rata historis sebelum pandemi dan sebelum siklus pelonggaran dimulai.

Dengan ekspektasi inflasi yang stabil serta proyeksi permintaan domestik yang berada di sekitar tingkat tren, OECD menilai ruang pelonggaran tambahan masih cukup terbuka.

Baca Juga: Pemerintah dan BI Harus Siaga Hadapi Tekanan Suku Bunga Global pada 2026–2027

Namun, OECD menekankan pentingnya pendekatan data-dependent agar BI mampu menyeimbangkan antara kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kewaspadaan terhadap risiko inflasi, terutama dari depresiasi rupiah sekitar 3% terhadap dolar Amerika sejak awal tahun.

Pelemahan kurs tersebut sebagian disebabkan oleh penyempitan selisih suku bunga dengan negara maju.

Selanjutnya: Honor 500 & Honor 500 Pro Bawa Kamera Utama 200 MP, Cek Detailnya!

Menarik Dibaca: Honor 500 & Honor 500 Pro Bawa Kamera Utama 200 MP, Cek Detailnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×