Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat ruang pemangkasan suku bunga atau BI-Rate masih terbuka lebar ke depan atau sebelum tutup tahun 2025.
Sebagaimana diketahui, BI-Rate dipertahankan di level 4,75% pada Oktober 2025 ini.
Sepanjang 2025 ini BI telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak lima kali. Suku bunga dipangkas masing-masing 25 bps pada Januari, Mei, dan Juli, Agustus, dan September, dari level 6,00% di Desember 2024 menjadi 4,75% saat ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, peluang pemangkasan suku bunga masih terbuka lebar dengan beberapa pertimbangan, seperti kondisi inflasi tahun ini dan inflasi 2026 masih rendah, terutama inflasi inti yang tentu saja rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 2,5% plus minus 1%.
Baca Juga: BI Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Tahun Ini di Tengah Ketidakpastian Global
“Dan karenanya dengan inflasi yang terkendali itu terbuka ruang penurunan suku bunga,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/10.2025).
Faktor lainnya yakni, penurunan suku bunga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Perry membeberkan, pihaknya telah dan akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini maupun tahun depan masih berada di bawah kapasitas output nasional.
Oleh karena itu, dorongan terhadap permintaan domestik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dinilai masih sejalan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan tanpa menimbulkan risiko kenaikan inflasi, terutama inflasi inti.
Selain itu, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi juga dilakukan melalui ekspansi likuiditas serta kebijakan insentif likuiditas, baik pada level makro dasar maupun melalui digitalisasi.
Baca Juga: BI Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Tahun Ini di Tengah Ketidakpastian Global
Sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter dinilai sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga stabilitas.
“Dua pertimbangan ini inflasi yang rendah dan perlunya bersinergi mendorong pertumbuhan itulah landasan utama kami masih memandang ruang penurunan suku bunga itu masih terbuka,” jelasnya.
Meski demikian, Perry menyebut, setelah melakukan banyak pemangkasan BI-Rate tahun ini, fokus BI saat ini diarahkan pada penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter yang telah ditempuh.
Ia menambahkan bahwa penurunan suku bunga BI-Rate telah diikuti oleh penurunan suku bunga di pasar uang, baik di Indonesia maupun suku bunga pasar uang.
Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Ekonomi, BI Masih Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga
“Bahkan yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) juga telah mengalami penurunan,” tambahnya.
Tetapi, ia menjelaskan, permasalahan utama masih terletak pada masih lambatnya penurunan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) dan suku bunga kredit.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar suku bunga kredit dapat turun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat efektivitas transmisi suku bunga serta ekspansi likuiditas.
Selanjutnya: Kementerian ESDM: Baru 800 Perusahaan Tambang yang Mengajukan Ulang RKAB 2026
Menarik Dibaca: Hindari Produk Palsu, Ini Panduan Berbelanja Susu di Platform Online dari Lazada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













