kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai Impor Indonesia pada 2023 Diproyeksi Naik 5% Jadi US$ 250 Miliar


Senin, 20 Februari 2023 / 19:40 WIB
Nilai Impor Indonesia pada 2023 Diproyeksi Naik 5% Jadi US$ 250 Miliar
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (16/1/2023). Nilai Impor Indonesia pada 2023 Diproyeksi Naik 5% Jadi US$ 250 Miliar.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai Impor Indonesia pada Januari hingga Desember 2023 diproyeksi berpotensi naik tipis dari US$ 237,5 miliar menjadi US$ 250 miliar atau tumbuh sebesar 5%.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, impor diperkirakan mulai naik pada Februari hingga Maret 2022 untuk pemenuhan kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. 

Bhima mengatakan pola musiman impor tahun ini akan kembali saat masa prapandemi Covid-19. "Dipicu mobilitas masyarakat yang mulai kembali normal," ucap dia kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2).

Baca Juga: Surplus Transaksi Berjalan Makin Gendut di 2022

Sementara itu, Bhima menyampaikan impor juga tidak merata pulihnya pada tahun ini.

Dia berpendapat impor paling cepat terjadi pada bahan pangan dan bahan baku untuk industri yang berkaitan dengan makanan, minuman, serta suku cadang otomotif. 

Menurut dia, selain berharap dari rebound konsumsi domestik, impor juga dipengaruhi oleh pembukaan ekonomi China. 

Dia menuturkan pada Desember 2022, impor total China masih minus 7,5% Year on Year (YoY) sehingga memengaruhi keputusan industri berorientasi ekspor untuk menambah bahan baku. 

"Akibat melemahnya impor bahan baku dan barang setengah jadi juga akan memengaruhi prospek pemulihan industri manufaktur pada tahun ini," kata dia.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Tahun Ini akan Mendorong Kinerja Impor

Bhima menyimpulkan kalau penurunan impor bulanan berlanjut yang bukan disebabkan industri mencari alternatif bahan lokal, kemungkinan masih ada manufaktur yang tahan ekspansi. 

Imbasnya bisa terhadap serapan tenaga kerja, terutama di sektor industri padat karya. Dia menyampaikan hal itu perlu diwaspadai pemerintah karena dapat mengganggu pemulihan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×