kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nekat mudik, pahami dulu risikonya


Jumat, 17 April 2020 / 22:25 WIB
Nekat mudik, pahami dulu risikonya
ILUSTRASI. Sejumlah warga yang hendak mudik ke kampung halaman, disemprot disinfektan saat akan naik bis di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (30/3/2020).


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mencegah meluasnya penyebaran wabah Covid-19, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mudik, baik menjelang Ramadan atau pada saat perayaan Idul Fitri. Kendati demikian, sebanyak 11% masyarakat Indonesia berencana tetap mudik Lebaran meskipun saat itu wabah Covid-19 belum berakhir. Data ini merupakan temuan lembaga penelitian Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) tentang wabah Covid-19 yang dirilis pada 17 April 2020.

Ketua Tim Penanganan Covid-19 sekaligus Juru Bicara RS Persahabatan untuk Covid-19, dr. Erlina Burhan, SpP(K) mengungkapkan bahaya mudik, terutama dari daerah zona merah ke daerah-daerah. Dia  menjelaskan, mudik identik dengan keramaian, dan pada situasi keramaian orang-orang cenderung berdesakan sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dekat antar-manusia.

Baca Juga: Kemenhub: Ada potensi pemerintah larang mudik Lebaran tahun ini Kemenhub: Ada potensi pemerintah larang mudik Lebaran tahun ini

Kondisi tersebut sangat potensial untuk terjadi penularan virus antar-manusia. "Saya selalu sampaikan bahwa masyarakat adalah garda terdepan untuk memutus rantai penularan. Maka hindarilah kerumunan, mudik ini kan berkerumun," ungkap Erlina diskusi online yang digelar Bakrie Center Foundation, Jumat (17/4).

Namun, jika pulang ke kampung halaman menjadi pilihan satu-satunya dan terpaksa dilakukan, masyarakat diharapkan tetap memberlakukan prosedur keamanan yang ada, salah satunya adalah melakukan karantina mandiri di rumah.

Sebab, meskipun pemudik tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG), bisa saja ia memiliki virus pada saluran napasnya dan menularkannya ke orang-orang di kampung halaman. "Apalagi kalau ketemu orangtua, nenek, kakek, yang jelas-jelas sistem imunnya rendah, itu bisa menularkan."

Baca Juga: Cegah corona, Kemenhub batasi jumlah penumpang moda kereta api Cegah corona, Kemenhub batasi jumlah penumpang moda kereta api

"Jadi kalaupun terpaksa pulang kampung, jagalah jarak, isolasi diri dan istirahat. Jangan begadang," tegas Erlina. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jangan Nekat Mudik Jelang Ramadhan, Ini Bahayanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×