Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyodok ke empat besar Calon Wakil Presiden (Cawapres). Hal itu disampaikan oleh Lembaga Survey Nasional (LSN) saat merilis hasil survey terbaru yang dilaksanakan 16-29 November 2022, di 34 provinsi.
Selain perkembangan tingkat elektabilitas capres, survei LSN kali ini juga mengukur tingkat keterpilihan cawapres.
“Hasilnya, ada empat tokoh yang paling dinominasikan publik sebagai cawapres, yakni Ridwan Kamil (23,8%), Sandiaga Uno (18,7%), AHY (12,4%) dan Moeldoko (10,5%),” ujar Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/12).
Baca Juga: Ketum PAN: Ganjar Pranowo Sangat Prospek Diusung Capres Oleh KIB
Bakry menjelaskan nama Erick Thohir yang dalam survei-survei sebelumnya menjadi pilihan publik bersama RK dan Sandiaga, kali ini terlempar dari 4 besar.
“Sebagaimana disebutkan di atas bahwa RK jika disimulasikan berpasangan dengan capres manapun (apakah Prabowo, Ganjar atau Anies) meraih elektabilitas tertinggi. Sandiaga juga memiliki tingkat keterpilihan tinggi jika dipasangkan dengan Ganjar maupun Prabowo,” terang Bakry.
Sementara itu, AHY hanya memiliki elektabilitas yang tinggi jika menjadi cawapresnya Anies. Sedangkan Moeldoko juga punya peluang keterpilihan cukup tinggi jika menjadi cawapresnya Ganjar.
Bakry mengindikasikan dengan sisa waktu 14 bulan jelang pelaksanaan Pemilu 2024 masih sangat mungkin terjadi kejutan munculnya kuda hitam, baik untuk capres maupun cawapres.
Baca Juga: Survei Terbaru SMCR, Ganjar Unggul Jauh Dari Prabowo & Anies, Cek Profilnya
Jelang Februari 2024, Moeldoko dan RK bisa saja menyodok ke papan atas meramaikan persaingan capres. Sedangkan untuk posisi cawapres sangat terbuka munculnya nama baru yang tidak pernah mejeng di papan survei.
“Seperti pernah terjadi pada Pilpres 2009 (Boediono) dan Pilpres 2019 (Ma’ruf Amin). Bahkan Jusuf Kalla (JK) pun ketika maju sebagai cawapres pada 2004 dan 2009 juga tidak masuk hitungan dalam rilis survei berbagai lembaga riset mainstream,” pungkas Bakry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News