Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memastikan mutasi D614G dari virus corona (Covid-19) tidak mempengaruhi pengembangan vaksin corona.
"Upaya pengembangan vaksin tidak akan terganggu dengan adanya mutasi D614G," ujar Bambang dalam konferensi pers, Rabu (2/9).
Mutasi D614G dinilai telah diteliti terkandung dalam mayoritas Covid-19 yang ada di dunia. Bambang bilang, 78% dari whole genome sequencing yang terdaftar mengandung mutasi D614G.
Baca Juga: Menristek sebut pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih sudah mencapai 40%
Indonesia sendiri saat ini telah mendaftarkan 24 whole genome sequencing yang ada di Indonesia. Dari 24 sequence itu, 9 sequence mengandung mutasi D614G.
Mutasi D614G pun bukan merupakan hal baru bagi perkembangan Covid-19. Bambang bilang mutasi D614G pertama kalo ditemukan pada bulan Januari di Jerman dan China.
"Belum ada bukti bahwa mutasi D614G lebih ganas dan lebih berbahaya, pada intinya sama dengan yang kita alami selama ini," terang Bambang.
Oleh karena itu, Indonesia terus mengembangkan vaksin Merah Putih. Vaksin tersebut diperkirakan akan selesai dan bisa diproduksi pada kuartal ketiga tahun 2021 mendatang.
Saat ini, Indonesia tengah melakukan kerja sama dengan China dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam pengadaan vaksin. Pada tahun 2020 ini, Indonesia mendapat komitmen 30 juta dosis vaksin.
Sebagai informasi, saat ini kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (2/9) terdapat 180.646 total kasus positif Covid-19. Sebanyak 129.971 kasus sembuh dan 7.616 meninggal dunia.
Baca Juga: Erick Thohir: Pemerintah akan siapkan vaksin gratis untuk 93 juta penduduk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News