kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Musim Kemarau Masih Hujan, Ini Penjelasan Lengkap BMKG


Senin, 18 Juli 2022 / 00:05 WIB
Musim Kemarau Masih Hujan, Ini Penjelasan Lengkap BMKG


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski telah memasuki musim kemarau, BMKG memperkirakan, curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia hingga 23 Juli 2022.

Penyebab musim kemarau masih hujan akibat masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan. Misalnya, fenomena La Nina yang pada bulan ini teridentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.

"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis, Minggu (17/7).

Selain La Nina, Guswanto bilang, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Baca Juga: Apa Itu El Nino dan Seperti Apa Dampaknya di Indonesia?

Sementara dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan. Yakni, MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

"Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatra bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut," ujarnya.

"Didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," imbuh dia.

Menurut Guswanto, meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, karena ada fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadi dinamika cuaca. Ini berdampak hujan masih turun di sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca Juga: Cuaca Panas Selimuti Indonesia, BMKG Rekam Suhu Maksimum Harian hingga 37°C

Berikut ini prediksi potensi hujan hingga 23 Juli 2022

Hujan sedang-lebat masih bisa terjadi di beberapa wilayah:

  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Kalimantan Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tengah
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua

Baca Juga: Sebagian Wilayah Indonesia Merasakan Cuaca Dingin, Apa Kata BMKG?

Hujan ringan-sedang masih bisa terjadi di beberapa wilayah:

  • Aceh
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Sementara untuk wilayah Jabodetabek masih perlu diwaspadai potensi hujan sedang-lebat yang bisa disertai kilat/petir dan angin kencang pada siang-sore hari, terutama di wilayah barat, timur, dan selatan.

Guswanto juga menghimbau masyarakat untuk mewaspadai terhadap kemungkinan potensi hujan yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan banjir bandang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×