Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B. Hirawan menyatakan, untuk meminimalkan efek virus corona serta meningkatkan produk domestik bruto (PDB) di Indonesia, secara umum pemerintah harus memberdayakan atau mengoptimalkan potensi ekonomi di dalam negeri.
"Sama halnya dengan gejolak ekonomi global yang eksis sebelum virus corona merebak, sering kali saya katakan bahwa gejolak eksternal sulit untuk diantisipasi dan diintervensi. Maka dari itu gejolak internal-lah yang perlu menjadi fokus, karena lebih cenderung feasible untuk diantisipasi dan diintervensi," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Minggu (23/2).
Lebih lanjut, Fajar memaparkan langkah-langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan PDB, khususnya pada sektor perdagangan, manufaktur, pariwisata, serta investasi.
Baca Juga: Mencegah penularan virus corona, imigrasi menolak masuk 118 WNA
Di sektor perdagangan, akibat dari adanya perlambatan aktivitas perdagangan secara global, Fajar mengimbau agar pemerintah perlu terus mengembangkan pasar tujuan ekspor nontradisional, serta meningkatkan intensitas perdagangan di dalam negeri.
Namun, peningkatan perdagangan ini harus dilakukan secara merata mulai dari barat hingga timur Indonesia.
Adapun beberapa industri yang dapat ditingkatkan untuk mengisi pasar ekspor ini adalah industri pengolahan. Contohnya, makanan dan minuman, tekstil dan produk tesktil (TPT), serta otomotif.
"Tapi kalau di dalam negeri yang pasti setiap pulau atau daerah punya keunggulan komparatif, dioptimalkan saja. Tapi memang butuh sarana bongkar muat dan pelabuhan yang mumpuni," jelasnya.
Untuk itu, pembangunan infrastruktur yang berorientasi pada perbaikan sarana sektor perhubungan, khususnya pelabuhan harus ditingkatkan kembali. Pasalnya, infrastruktur ini juga merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan fungsi tol laut di Indonesia.
Kemudian pengembangan dari sektor manufaktur. Fajar menilai, saat ini merupakan momen yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki sektor industri manufaktur Indonesia mulai dari hulu hingga hilir.
Apalagi, saat ini terganggunya aktivitas perdagangan mengakibatkan menurunnya intensitas impor bahan baku untuk industri manufaktur.
"Lagi-lagi ini adalah momentum agar semangat meningkatkan kandungan lokal dalam industri manufaktur segera terealisasi, khususnya yang berasal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," paparnya.
Baca Juga: Italia terkejut, kasus virus corona melonjak tiba-tiba dari 3 menjadi 152 kasus!
Jadi, untuk meningkatkan kandungan lokal dalam industri manufaktur, Fajar menginisiasi agar pemerintah melakukan substitusi impor dengan meningkatkan peran UMKM. Terlebih, saat ini 70% bahan baku untuk keperluan industri manufaktur masih bergantung pada impor.
Menurut Fajar, akan lebih baik apabila bahan baku impor ini ternyata dapat diproduksi sendiri di dalam negeri.
Walaupun sumber daya untuk memproduksi bahan-bahan di industri manufaktur masih belum memadai, tetapi hal ini bisa dimulai dari sekarang. Meskipun begitu, apabila memang bahan-bahan ini bisa didapatkan dengan lebih murah melalui impor, Fajar bilang tak menutup kemungkinan apabila opsi impor tetap dilakukan.
"Jika memang lebih murah untuk impor, untuk apa produksi di dalam negeri? Saya percaya dengan global production network dan global value chains," ungkapnya.
Selanjutnya, pengembangan dari sektor pariwisata dapat dilakukan melalui pemberian diskon tiket pesawat serta peningkatan fasilitas, khususnya bagi generasi milenial. Dalam hal ini, peningkatan fasilitas yang dimaksud adalah melakukan kerja sama antra maskapai dengan industri start up atau media sosial yang memang sangat dekat dengan gaya hidup anak muda.
Baca Juga: Cucu Menko Luhut, Faye Simanjuntak, masuk jajaran Forbes Indonesia 30 under 30
Pasalnya, akibat dari adanya fenomena virus corona ini secara otomatis arus turis internasional yang datang ke Indonesia akan menurun. Terlebih dengan adanya pelarangan sementara turis atau pengunjung berpaspor China yang sebetulnya sangat potensial bagi sektor pariwisata Indonesia.
Maka dari itu, pemberian diskon tiket pesawat dan pemberian fasilitas yang lebih baik bagi turis domestik, khususnya kalangan milenial harus menjadi prioritas bagi pemerintah.
"Adanya bonus demografi sehingga penduduk Indonesia didominasi oleh milenial, seharusnya memang pemberian fasilitas yang lebih di sektor pariwisata terhadap mereka akan meningkatkan sektor ini. Berdasarkan beberapa survei, milenial itu cenderung gemar untuk berwisata atau mengalokasikan uangnya untuk hal yang berbau wisata," tambah Fajar.
Terakhir, kata Fajar, pengembangan dari sektor investasi dapat dilakukan dulu dengan memperbaiki daya saing serta produktivitas ekonomi di dalam negeri.
Baca Juga: Warga global panik, kasus virus corona di Iran, Korsel, dan Italia kian merajalela
Ditambah, beberapa negara seperti Singapura, Jepang, dan China yang memiliki investasi cukup besar di Indonesia, sedang terganggu akibat adanya wabah corona.
Untuk itu, saat ini adalah waktu yang tepat bagi pemerintah untuk mulai membenahi diri, khususnya pada sektor dalam negeri. Jadi, saat wabah virus corona ini mulai berkurang, diharapkan momen tersebut bersamaan dengan tuntasnya reformasi struktural yang dijalankan oleh pemerintah.
"Dampaknya, pasca wabah virus ini, investor akan berbondong-bondong datang (berinvestasi) ke Indonesia," kata Fajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News