kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minim katalis konsumsi, Ekonom: penjualan eceran kuartal III wajar lesu


Rabu, 09 Oktober 2019 / 18:49 WIB
Minim katalis konsumsi, Ekonom: penjualan eceran kuartal III wajar lesu
ILUSTRASI. Survei Penjualan Eceran ----- Pedagang bahan makanan eceran beraktivitas di pasar tradisional di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/5). Hasil survei penjualan eceran yang dirilis Bank Indonesia mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tig


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan penjualan eceran sepanjang kuartal ketiga tahun ini diperkirakan melambat.  Berdasarkan hasil survei penjualan eceran bank sentral tersebut, penjualan eceran kuartal III-2019 diprediksi hanya akan tumbuh 1,8% year-on-year (yoy). 

Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada kuartal II-2019 yaitu 4,2% yoy. Juga lebih rendah dibandingkan kuartal III-2018 yang mencapai 4,6% yoy. 

Baca Juga: BI proyeksi penjualan eceran kuartal III-2019 melambat

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, perlambatan penjualan di sektor ritel memang terlihat, baik berdasarkan bukti anekdot maupun pengakuan para pelaku di lapangan. 

“Di kuartal ketiga kurang ada katalis konsumsi, berbeda dengan kuartal dua di mana belanja bansos, belanja pemilu, dan lebaran mendorong konsumsi,” tutur David, Rabu (9/10). 

Menurunnya penjualan eceran dinilai David lebih banyak dipengaruhi oleh kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Dengan minimnya katalis, kecenderungan masyarakat untuk membelanjakan kelebihan pendapatnya untuk konsumsi (marginal propensity to consume) pun berkurang. 

Di samping itu, penurunan penjualan eceran juga akibat melemahnya harga komoditas sepanjang tahun ini. Lantas, pendapatan masyarakat di daerah penghasil komoditas menurun sehingga daya beli pun ikut tertekan. 

Baca Juga: Survei BI: Tekanan harga tiga bulan ke depan meningkat, penjualan eceran menurun

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menambahkan, pelemahan daya beli masyarakat kelas bawah juga terlihat dari Nilai Tukar Petani yang rendah bahkan sempat berada di bawah level 103. 

“Upah buruh secara riil juga terkontraksi.  Dan adanya kekhawatiran kenaikan beberapa pos tarif seperti BBM bersubsidi, BPJS Kesehatan. Jadi banyak yang mengikat pinggang untuk belanja lebih banyak,” tutur Bhima, Rabu (9/10). 

Baca Juga: Agustus, penjualan eceran tumbuh makin lambat

David mengatakan, perkembangan tingkat inflasi yang relatif stabil setidaknya menolong prospek pertumbuhan ekonomi kendati ada tekanan pada penjualan eceran seperti ini.

Menurutnya, penjualan eceran mestinya bisa tumbuh lebih tinggi pada kuartal keempat seiring bertambahnya katalis musiman menjelang akhir tahun. 

“Pertumbuhan ekonomi masih bisa di kisaran 5% ditopang oleh konsumsi rumah tangga meski memang daya dorongnya melemah di kuartal III. Percepatan belanja pemerintah harapannya juga bisa mendukung,” kata David. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×