CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Mimpi Indonesia Jadi Negara Tajir Sebelum Tua, Bisa Terwujud?


Minggu, 23 Juni 2024 / 17:55 WIB
Mimpi Indonesia Jadi Negara Tajir Sebelum Tua, Bisa Terwujud?
ILUSTRASI. Indonesia menargetkan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045 dengan pendapatan per kapita minimal US$ 22.000


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan.

PR tersebut adalah mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045 dengan pendapatan per kapita minimal US$ 22 ribu.

"Jadi itu PR kita agar kita bisa menjadi negara berpenghasilan menjadi tajir sebelum tuir (tua). Jadi sebelum kita tua sudah menjadi negara yang maju,"  ujar Deni dalam acara Sosialisasi Peran Pembiayaan APBN dan Edukasi Literasi Investasi SBN Ritel seri SBR013, Jumat (21/6).

Sebelumnya, pemerintah memang terus berupaya agar Indonesia memiliki pendapatan per kapita yang tinggi dalam 10 tahun ke depan.

Salah satunya adalah dengan bergabung dalam keanggotaan bergengsi yakni Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Baca Juga: Pemerintah Tidak Berencana Naikkan Tarif Pajak Penghasilan Karyawan

Adapun Indonesia menjadi negara dengan proses persetujuan aksesi OECD paling cepat, yakni hanya tujuh bulan. Ini lebih cepat jika dibandingkan dengan negara lain seperti Argentina.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai negara berproses lebih panjang, bahkan untuk memperoleh aksesi saja negara seperti Argentina mulai dari berkirim surat sampai diterima aksesinya bersama Indonesia butuh Waktu lima tahun.

Sementara Indonesia hanya butuh waktu tujuh bulan. "Kami berterima kasih kepada Sekjen OECD yang telah membantu proses percepatan Indonesia," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (29/5).

Airlangga menjelaskan bahwa dengan bergabungnya Indonesia menjadi anggota OECD, pendapatan per kapita Indonesia ditargetkan bisa mencapai US$ 10.000 dalam 10 tahun ke depan alias 2034.

Namun, ia optimistis bahwa pendapatan per kapita Indonesia bisa melebihi target tersebut yakni mencapai US$ 12.000. "Tentu kita bisa target yang lebih tinggi di US$ 12.000 dalam 10 tahun ke depan," katanya.

Baca Juga: Pengelolaan APBN Makin Berat, Program Ambisius Harus Dipikirkan Ulang

Sementara pada 20 tahun ke depan, pendapatan per kapita Indonesia diharapkan bisa meningkat menjadi US$ 24.000 hingga US$ 30.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×