Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Ini menyumbang realisasi pendapatan dari KND secara total Rp 72,48 triliun atau 159% dari target APBN 2019. Penerimaan dari KND naik 82,3% yoy.
“Selain itu kita tetap punya upaya penagihan piutang. Kita harapkan penagihan piutang dan pelayanan kementerian dan lembaga (K/L) juga meningkat supaya makin mendorong penerimaan,” tutur Wawan saat ditemui, Rabu (25/9).
Di sisi lain, Wawan juga tak memungkiri beratnya tantangan PNBP tahun ini. Tanpa adanya surplus BI dan peningkatan setoran dividen, ia mengakui target PNBP kemungkinan besar tak akan tercapai tahun ini.
Sebab, lanjut Wawan, realisasi harga komoditas seperti minyak (ICP) dan batubara (HBA) sejauh ini masih di bawah asumsi. Rata-rata ICP Januari-Agustus 2019 hanya US$ 61,87 per barel, turun 7,3% yoy yang mencapai US$ 66,36.
Baca Juga: Defisit APBN berpotensi melebar di atas 1,93% PDB
Begitu juga dengan HBA yang selama Januari-Agustus hanya sebesar US$ 83,95 per ton, lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 98,93 per ton.
Wawan berharap, harga kedua komoditas itu tidak semakin merosot di sisa tahun ini. “Kalau ICP dan HBA makin turun lagi, kita harus siap-siap PNBP shortfall sedikit, tapi tetap tidak sebesar pajak shortfall-nya,” tutur Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News