kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Meski Ada Stimulus, Konsumsi Rumah Tangga Diramal Tumbuh di Bawah Pertumbuhan Ekonomi


Selasa, 21 Oktober 2025 / 13:40 WIB
Meski Ada Stimulus, Konsumsi Rumah Tangga Diramal Tumbuh di Bawah Pertumbuhan Ekonomi
ILUSTRASI. Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2025 diprediksi tak akan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi meski pemerintah mengguyur program stimulus.ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2025 diprediksi tak akan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi, meski pemerintah sudah mengguyur sejumlah program stimulus.

Salah satu program stimulus akhir tahun adalah perluasan bantuan langsung tunai (BLT) dengan anggaran hingga Rp 30 triliun, yang menyasar 35.046.783 penerima manfaat. Selain itu, pemerintah juga menambah gelombang magang II pada November 2025 dengan target sasaran 80.000 peserta magang.

Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Rizal Taufikurahman menilai, guyuran bansos di kuartal IV 2025 hanya akan menjaga konsumsi agar tidak melemah, namun efek penggandanya diperkirakan terbatas.

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Diramal Cenderung Melandai di Kuartal III 2025

“Konsumsi rumah tangga kemungkinan hanya tumbuh 5,0%–5,2%, mendekati namun belum melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksi 5,2%–5,5%,” tutur Rizal kepada Kontan, Selasa (21/10/2025).

Rizal melihat, konsumsi rumah tangga tak akan setinggi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2025 lantaran juga melihat histori pada periode sebelumnya.

Dalam lima tahun terakhir, konsumsi rumah tangga Indonesia bergerak moderat dengan tren melambat kisaran dari 5,05% pada 2018–2019, turun ke 4,82% di 2023, lalu sedikit naik menjadi 4,94% pada 2024, dan 4,97% di Kuartal II-2025.

“Meski tetap menjadi kontributor terbesar PDB (sekitar 54,5%), pola ini menunjukkan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih ke tingkat pra-pandemi,” ungkapnya.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Prediksi Konsumsi Rumah Tangga Melambat pada Kuartal III-2025

Alasan lain, karena bantuan sosial lebih banyak bersifat penyangga kebutuhan dasar ketimbang pendorong konsumsi baru. Artinya, stimulus ini lebih berfungsi menjaga stabilitas sosial dan daya beli jangka pendek, bukan mendorong lonjakan konsumsi yang signifikan.

Lebih lanjut, Rizal menambahkan, kunci mendorong konsumsi tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional bukan sekadar guyuran uang melalui bansos, tetapi harus transformasi bansos menjadi stimulus produktif.

Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan pendapatan riil, perluasan lapangan kerja formal, dan ekspektasi positif konsumen.

Dengan kombinasi itu, Rizal memperkirakan konsumsi bisa tumbuh berkelanjutan di kisaran 5,6%–5,8%, sementara ekonomi agregat stabil di 5,2–5,4% menandakan daya beli rakyat benar-benar menjadi motor utama pemulihan ekonomi domestik.

Baca Juga: Ekonom Perkirakan Konsumsi Rumah Tangga dan Daya Beli di Kuartal II-2025 Stagnan

Adapun Rizal memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 di kisaran 4,9%–5,2% yoy, dengan dampak penuh dari stimulus fiskal akhir tahun termasuk bansos, subsidi, dan konsumsi musiman.

Sementara untuk seluruh tahun 2025, ia memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) berada di sekitar 5,0%–5,1%.

“Karena meskipun terdapat akselerasi di kuartal akhir, pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang lebih moderat termasuk konsumsi rumah tangga yang masih di bawah potensi lonjakan yang lebih tinggi,” tandasnya.

Selanjutnya: Kartini Muljadi Tutup Usia, Jejak Perjalanan Hidup Pendiri Tempo Scan

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Harga Spesial 21 Oktober-3 November 2025, Sunlight Botol Diskon 25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×