kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mercer: Kenaikan Gaji Karyawan Diproyeksikan 6,1% Tahun Depan


Kamis, 15 Desember 2022 / 08:49 WIB
Mercer: Kenaikan Gaji Karyawan Diproyeksikan 6,1% Tahun Depan
ILUSTRASI. Pekerja menyeberang Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat,


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan diperkirakan berbagai perusahaan akan menaikkan upah karyawannya. Hal ini merupakan hasil Survei Total Remunerasi (Total Remuneration Survey/TRS) yang diadakan Mercer, sebuah layanan profesional di bidang risiko, strategi dan SDM.

Dari hasil survei ditemukan bahwa gaji para karyawan diperkirakan akan naik sebesar 6,1% tahun depan, sedikit lebih tinggi dari kenaikan gaji tahun ini sebesar 5,8%. Survei ini juga berdasarkan masukan dari 550 organisasi dan perusahaan dari tujuh kategori industri pada April dan Juni 2022.

Astrid Suryapranata, Market Leader Indonesia Mercer mengatakan, kenaikan gaji ini menandakan perbaikan performa perusahaan kembali pada masa sebelum pandemi.

Perusahaan-perusahaan juga sudah mempertimbangkan kenaikan inflasi yang terjadi. Ini juga seiring dengan naiknya proyeksi GDP Indonesia pada 2022.

"Namun, perlu dicatat pula bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan kinerja seperti semula mengingat dampak luas dari kenaikan tingkat inflasi," ucap Astrid dalam Media Briefing Selasa (13/12).

Kenaikan gaji di berbagai perusahaan di Indonesia secara stabil terus meningkat sejak 2021, setelah sempat mencatatkan kenaikan yang cukup rendah di angka 5,5% saat puncak penyebaran pandemi.

Kendati demikian, kenaikan gaji masih belum menyentuh kembali angka kenaikan gaji pada 2019 ketika efek dari pandemi belum terasa, yaitu sebesar 6,9%. Proyeksi kenaikan gaji di Indonesia ini pun berada di atas rata-rata Asia Pasifik sebesar 4,8%.

Baca Juga: Singapura Buka Lowongan Kerja Bidang Kesehatan Untuk TKI, Berapa Gaji TKI Singapura?

Perbedaan kenaikan gaji di berbagai sektor industri

Dari berbagai sektor industri yang disurvei dan dianalisa, sektor Emerging Tech diprediksi mengalami kenaikan gaji tertinggi mencapai 8,2% dibandingkan dengan sektor lainnya. Lalu, diikuti oleh perusahaan High Tech dengan 6,9% dan Life Sciences sebesar 6,4%.

Namun pada saat bersamaan, kedua sektor Emerging Tech dan High Tech juga merupakan dua sektor industri yang diprediksi akan menaikkan gaji lebih rendah dibandingkan kenaikannya pada tahun 2022. Hal ini mungkin saja terjadi akibat investasi pada kedua jenis industri yang dinilai melambat dan perubahan perilaku dari konsumen online pasca pandemi.

"Meskipun kami melihat penurunan proyeksi gaji pada sektor industri Emerging Tech dan High Tech untuk tahun 2023, permintaan terhadap jasa mereka akan terus tumbuh. Perusahaan-perusahaan sektor ini baiknya fokus pada pengelolaan keuangan untuk keberlangsungan perusahaan di masa mendatang," kata Astrid.

Disisi lain, pada sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan kenaikan gajinya diprediksi mencapai 6,3% dimana tahun sebelumnya hanya naik 5,7%. Serta sektor Consumer Goods atau penyedia produk kebutuhan sehari-hari naik 6,1% dari 5,7%.

Untuk sektor consumer goods ditaksir sebagai sektor yang akan mengalami pertumbuhan kenaikan gaji tertinggi diantara sektor industri lain yang disurvei.

"Sedangkan sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan menjadi satu-satunya sektor industri yang telah melampaui kenaikan gaji dibandingkan dengan masa sebelum pandemi, yaitu sebesar 5,7% pada tahun 2019 dalam proyeksinya. Hal ini disebabkan kenaikan harga komoditas yang pesat sejak awal 2021," tambah Astrid.

Pembayaran bonus tahun depan juga akan mengalami sedikit peningkatan di sebagian besar industri, kecuali untuk sektor High Tech dan sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan. Namun, target pembayaran bonus untuk industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan masih yang tertinggi di antara semua industri yang disurvei.

Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Pribadi, Agar Bisa Berinvestasi

Meninjau tak hanya faktor insentif finansial

Tingkat pengunduran diri karyawan di Indonesia cenderung stabil dibandingkan negara-negara lain di Asia. Angka ini hanya naik satu persen tahun ini menjadi 8%. Sektor industri dengan tingkat pengunduran diri tertinggi adalah industri Emerging Tech sebesar 15%, Consumer Goods 9% dan High Tech 8%.

Hal ini kata Astrid karena sebagian besar disebabkan banyaknya peluang yang tersedia bagi karyawan yang memiliki keterampilan khusus di sektor-sektor tersebut ataupun karyawan yang meninggalkan sektor-sektor seperti Emerging Tech - yang mengalami fenomena PHK baru-baru ini.

Pengusaha pun tetap waspada di tengah keoptimisannya dalam menghadapi 2023, mengingat tingkat inflasi yang diramalkan akan terus naik dan pertumbuhan ekonomi yang umumnya cenderung melambat. Akibatnya, tidak banyak perusahaan yang berencana menambah jumlah karyawan mereka pada tahun 2023, namun hanya 2% perusahaan yang berniat untuk mengurangi jumlah karyawan tahun depan.

Godelieve van Dooren, CEO Mercer untuk Pasar Asia Tenggara (Mercer’s CEO for South East Asia Growth Markets) mengatakan, Indonesia tidak mengalami peningkatan pergantian karyawan yang tinggi tahun ini, tidak seperti pasar lain di kawasan ini.

Tetapi para pengusaha tidak boleh cepat berpuas diri. Mereka harus memanfaatkan situasi yang relatif stabil saat ini, berpikir sejenak, dan memanfaatkan waktu untuk mengkaji dan meningkatkan strategi kompensasi dan penghargaan mereka kepada karyawan setelah 2023.

"Meskipun perusahaan mungkin lebih berhati-hati dengan sumber daya mereka pada saat ini, mereka tetap harus memastikan bahwa paket manfaat bagi karyawan mereka menarik dan relevan dengan menawarkan hal-hal seperti pengaturan waktu kerja yang fleksibel dan dukungan kesejahteraan karyawan, sehingga arus karyawan baru akan terus mengalir dan tenaga kerja yang ada tetap loyal," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×