kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mercer: Kenaikan Gaji Karyawan Diproyeksikan 6,1% Tahun Depan


Kamis, 15 Desember 2022 / 08:49 WIB
Mercer: Kenaikan Gaji Karyawan Diproyeksikan 6,1% Tahun Depan
ILUSTRASI. Pekerja menyeberang Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat,


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

Untuk sektor consumer goods ditaksir sebagai sektor yang akan mengalami pertumbuhan kenaikan gaji tertinggi diantara sektor industri lain yang disurvei.

"Sedangkan sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan menjadi satu-satunya sektor industri yang telah melampaui kenaikan gaji dibandingkan dengan masa sebelum pandemi, yaitu sebesar 5,7% pada tahun 2019 dalam proyeksinya. Hal ini disebabkan kenaikan harga komoditas yang pesat sejak awal 2021," tambah Astrid.

Pembayaran bonus tahun depan juga akan mengalami sedikit peningkatan di sebagian besar industri, kecuali untuk sektor High Tech dan sektor industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan. Namun, target pembayaran bonus untuk industri pertambangan dan penyedia layanan pertambangan masih yang tertinggi di antara semua industri yang disurvei.

Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Pribadi, Agar Bisa Berinvestasi

Meninjau tak hanya faktor insentif finansial

Tingkat pengunduran diri karyawan di Indonesia cenderung stabil dibandingkan negara-negara lain di Asia. Angka ini hanya naik satu persen tahun ini menjadi 8%. Sektor industri dengan tingkat pengunduran diri tertinggi adalah industri Emerging Tech sebesar 15%, Consumer Goods 9% dan High Tech 8%.

Hal ini kata Astrid karena sebagian besar disebabkan banyaknya peluang yang tersedia bagi karyawan yang memiliki keterampilan khusus di sektor-sektor tersebut ataupun karyawan yang meninggalkan sektor-sektor seperti Emerging Tech - yang mengalami fenomena PHK baru-baru ini.

Pengusaha pun tetap waspada di tengah keoptimisannya dalam menghadapi 2023, mengingat tingkat inflasi yang diramalkan akan terus naik dan pertumbuhan ekonomi yang umumnya cenderung melambat. Akibatnya, tidak banyak perusahaan yang berencana menambah jumlah karyawan mereka pada tahun 2023, namun hanya 2% perusahaan yang berniat untuk mengurangi jumlah karyawan tahun depan.

Godelieve van Dooren, CEO Mercer untuk Pasar Asia Tenggara (Mercer’s CEO for South East Asia Growth Markets) mengatakan, Indonesia tidak mengalami peningkatan pergantian karyawan yang tinggi tahun ini, tidak seperti pasar lain di kawasan ini.

Tetapi para pengusaha tidak boleh cepat berpuas diri. Mereka harus memanfaatkan situasi yang relatif stabil saat ini, berpikir sejenak, dan memanfaatkan waktu untuk mengkaji dan meningkatkan strategi kompensasi dan penghargaan mereka kepada karyawan setelah 2023.

"Meskipun perusahaan mungkin lebih berhati-hati dengan sumber daya mereka pada saat ini, mereka tetap harus memastikan bahwa paket manfaat bagi karyawan mereka menarik dan relevan dengan menawarkan hal-hal seperti pengaturan waktu kerja yang fleksibel dan dukungan kesejahteraan karyawan, sehingga arus karyawan baru akan terus mengalir dan tenaga kerja yang ada tetap loyal," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×