CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.954   -94,00   -0,59%
  • IDX 7.228   13,54   0,19%
  • KOMPAS100 1.105   2,36   0,21%
  • LQ45 877   1,75   0,20%
  • ISSI 219   0,82   0,38%
  • IDX30 449   0,77   0,17%
  • IDXHIDIV20 541   1,37   0,25%
  • IDX80 127   0,24   0,19%
  • IDXV30 136   0,71   0,52%
  • IDXQ30 150   0,31   0,21%

Menteri Susi bertemu dengan sejumlah dubes


Kamis, 28 Mei 2015 / 13:26 WIB
Menteri Susi bertemu dengan sejumlah dubes
ILUSTRASI. 3 Macam Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Contoh Masing-Masing Jenis Kegiatan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu dengan sejumlah duta besar negara-negara sahabat, antara lain dari kawasan Uni Eropa, Asia, dan Amerika Selatan.

"Hari ini saya ingin mengingatkan misi pemerintah adalah membuat Indonesia menjadi negara maritim yang lebih kuat setelah selama ini kami lebih kerap disebut sebagai negara agrikultur," kata Menteri Susi saat memberikan sambutan dalam acara International Relations/Donors Meeting di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis (28/5).

Sejumlah duta besar yang hadir, antara lain berasal dari Vietnam, Peru, Norwegia, Jerman, Polandia, Afrika Selatan, dan Hungaria.

Menteri Susi mengingatkan keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.

Untuk itu, ujar dia, keberlanjutan adalah kata kunci untuk membangkitkan Indonesia sebagai negara maritim dan dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah.

"Keberlanjutan penting karena pertumbuhan tidak hanya untuk satu generasi tetapi ratusan generasi mendatang," katanya.

Apalagi, kata Susi, kawasan perairan dan pembangunan sektor kemaritiman di Tanah Air relatif telah terabaikan sejak lama.

Menteri Susi juga menuturkan tentang banyaknya imigran Rohingya dan Bangladesh yang datang ke daerah Aceh, sama halnya dengan imigran asal Afrika yang bergelombang datang ke Uni Eropa melalui Mediterania.

"Mereka mencari penghidupan yang lebih baik yang tidak didapat di negara asal mereka" katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengemukakan pihaknya perlu belajar ke sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand terkait dengan pengelolaan kemaritiman.

Hal tersebut, katanya, karena negara-negara tersebut memiliki jumlah ekspor komoditas perikanan yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia, meski luas perairan mereka dapat dinilai minim. (Muhammad Razi Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×