kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Menteri Susi bertemu dengan sejumlah dubes


Kamis, 28 Mei 2015 / 13:26 WIB
Menteri Susi bertemu dengan sejumlah dubes
ILUSTRASI. 3 Macam Kegiatan Ekonomi Masyarakat dan Contoh Masing-Masing Jenis Kegiatan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu dengan sejumlah duta besar negara-negara sahabat, antara lain dari kawasan Uni Eropa, Asia, dan Amerika Selatan.

"Hari ini saya ingin mengingatkan misi pemerintah adalah membuat Indonesia menjadi negara maritim yang lebih kuat setelah selama ini kami lebih kerap disebut sebagai negara agrikultur," kata Menteri Susi saat memberikan sambutan dalam acara International Relations/Donors Meeting di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis (28/5).

Sejumlah duta besar yang hadir, antara lain berasal dari Vietnam, Peru, Norwegia, Jerman, Polandia, Afrika Selatan, dan Hungaria.

Menteri Susi mengingatkan keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.

Untuk itu, ujar dia, keberlanjutan adalah kata kunci untuk membangkitkan Indonesia sebagai negara maritim dan dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah.

"Keberlanjutan penting karena pertumbuhan tidak hanya untuk satu generasi tetapi ratusan generasi mendatang," katanya.

Apalagi, kata Susi, kawasan perairan dan pembangunan sektor kemaritiman di Tanah Air relatif telah terabaikan sejak lama.

Menteri Susi juga menuturkan tentang banyaknya imigran Rohingya dan Bangladesh yang datang ke daerah Aceh, sama halnya dengan imigran asal Afrika yang bergelombang datang ke Uni Eropa melalui Mediterania.

"Mereka mencari penghidupan yang lebih baik yang tidak didapat di negara asal mereka" katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengemukakan pihaknya perlu belajar ke sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand terkait dengan pengelolaan kemaritiman.

Hal tersebut, katanya, karena negara-negara tersebut memiliki jumlah ekspor komoditas perikanan yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia, meski luas perairan mereka dapat dinilai minim. (Muhammad Razi Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×