Reporter: Fahriyadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah menjamin bahwa pengalihan alokasi anggaran untuk proyek pembangunan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) tidak akan mengganggu proses pengerjaannya.
"Tak ada masalah dengan dialihkannya dana dari Rp 700 miliar menjadi Rp 500 miliar," ujar Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air (BPSDA) Ditjen SDA, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Arie Setiadi Moerwanto, akhir pekan lalu.
Arie memastikan tidak ada yang diubah dalam proyek ini. Kalaupun ada yang berbeda, itu adalah dana yang tadinya untuk membangun pintu masuk dan keluar air di kedua sungai yang akan menjadi ujung sodetan, nantinya akan dipakai dari dana alokasi normalisasi sungai.
"Jadi kan kita tahun ini ada alokasi untuk normalisasi sekitar Rp 1,2 triliun. Nah, untuk sodetan itu kan harus ada pelebaran di pintu masuk air dan pintu keluar airnya di Cipinang. Dana pelebaran itu tadinya masuk ke anggaran sodetan. Tapi akhirnya berubah dan pindah ke anggaran normalisasi," jelasnya.
Ia mengatakan hanya itu yang berubah dan secara teknis pengerjaan tidak ada yang berubah.
Saat ini tender proyek sodetan pun masih dilakukan dan diharapkan tender desain and build ini akan rampung dalam beberapa bulan ke depan. Sehingga diharapkan September atau Oktober konstruksi sudah bisa dimulai.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menetapkan bahwa anggaran proyek sodetan mencapai Rp 645 miliar.
Sodetan ini nantinya akan memiliki lebar 3,5 meter meyerupai terowongan bawah tanah sedalam 4-5 meter yang hanya diperuntukkan untuk jalanan air dengan perkiraan aliran 30 kubik per detik.
Panjang dari Ciliwung menuju KBT sendiri sekitar 2,15 kilometer (km). Proyek sodetan ini menjadi bagian dari rencana mengatasi banjir di Jakarta bersamaan dengan upaya melakukan normalisasi Sungai Ciliwung dari pintu air Manggarai hingga Jalan TB Simatupang.
Total proyek sodetan dan normalisasi ini akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News