kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.539   -39,00   -0,24%
  • IDX 6.852   24,07   0,35%
  • KOMPAS100 991   2,69   0,27%
  • LQ45 766   2,24   0,29%
  • ISSI 219   0,87   0,40%
  • IDX30 396   0,78   0,20%
  • IDXHIDIV20 467   -0,15   -0,03%
  • IDX80 112   0,31   0,28%
  • IDXV30 115   0,60   0,52%
  • IDXQ30 129   0,18   0,14%

Menteri Perdagangan tidak anti waralaba asing


Jumat, 23 Desember 2011 / 14:02 WIB
Menteri Perdagangan tidak anti waralaba asing
ILUSTRASI. Xiaomi umumkan akhiri layanan aplikasi Mi Talk mulai pertengahan bulan Februari


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

BOGOR. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan tidak menolak kedatangan sejumlah waralaba asing ke tanah air. Dia mengaku tidak anti dengan waralaba asing itu.

"Saya pada prinsipnya tidak anti impor dan tidak anti perdagangan keluar masuk selama tidak ada ketergantungan," katanya saat ditemui di Istana Bogor, Jumat (23/12).

Gita bakal mempelajari masuknya sejumlah waralaba asing khusus Amerika Serikat. Dia sendiri mengaku belum memberikan izin atas waralaba asing itu.

Asal tahu saja, sejumlah waralaba Negeri Uwak Sam. Kedatangan sejumlah waralaba asing ini difasilitasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.

Sebanyak 14 dari 16 perusahaan waralaba itu berupa perusahaan makanan dan minuman, yaitu Applebee's, Denny's, Johnny Rockets, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzsky's, Moe's Southwest Grill, Great American Cookies, Marble Slab Creamery, Pretzelmaker, Pollo Tropical, Rita's Italian Ice, Which Wich, Wing Zone. Sedangkan dua perusahaan waralaba lainnya bergerak di luar industri makanan, yakni Crestcom (waralaba pelatihan kepemimpinan) dan The Vitamin Shoppe.

Kehadiran waralaba asing menuai pertanyaan dari Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia. Mereka mencurigasi 16 waralaba Amerika itu illegal lantaran belum mengantongi surat referensi dari atase perdagangan baik dari Amerika maupun Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×