Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya optimistis untuk mencapai realisasi investasi senilai Rp 900 triliun di 2021.
Bahlil memaparkan, pada kuartal III 2021, sekalipun Indonesia mengalami pandemi Covid-19 yang sangat luar biasa karena hanya bekerja satu bulan lantaran karena ada kebijakan PPKM level 4, tetapi perekonomian Indonesia bisa tumbuh 3,5% dan investasi tumbuh 6%-7%.
Melansir catatan sebelumnya, pada kuartal III 2021, pertumbuhan investasi yang disampaikan Bahlil merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang naik 6,8% quarter to quarter (qtq). Sementara itu untuk Penanaman Modal Asing (PMA) turun secara 11% qtq dan minus 2,7% yoy.
Adapun sampai dengan kuartal III 2021, realisasi investasi sudah mencapai Rp 659,4 triliun atau setara 73,3% dari target yang ditetapkan yang sebesar Rp 900 triliun. Perinciannya, 49,7% dari PMDN senilai Rp 327,8 triliun dan 50,3% dari PMA senilai Rp 331,6 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani Inspeksi Proyek Infrastruktur Ibu Kota Negara Baru
"Kami yakin di kuartal IV 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,5% sampai 5%. Khusus untuk PMA, di negara lain turun hingga 30% di 2021 sedangkan PMA ke Indonesia tidak mengalami penurunan yang signifikan," ujarnya saat ditemui Kontan.co.id di Jakarta, Jumat (7/1).
Atas dasar itu, Bahlil yakin Indonesia dapat mencapai target investasi mencapai Rp 900 triliun di sepanjang 2021.
Ke depannya, Bahlil mengatakan, Indonesia akan mendorong pada investasi yang berkualitas, yakni transformasi melalui hilirisasi. "Industrialisasi adalah bagian terpenting untuk melahirkan produk-produk substitusi impor yang biasa kita dapatkan dari impor," terangnya.
Bahlil mengapresiasi perusahaan yang menanamkan investasi di Indonesia berupa produk substitusi impor seperti petrokimia karena akan mendatang devisa, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memperbaiki neraca perdagangan.
Dia bilang, Presiden Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang baik untuk investor dari mana saja, tidak membeda-bedakan. Bahlil kembali mengatakan, tidak ada negara yang diistimewakan dan diharapkan akan ada kolaborasi investasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News