kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mentan Sebut Ada Surplus Produksi Padi, DPR Soroti Impor Beras


Senin, 16 Januari 2023 / 16:42 WIB
Mentan Sebut Ada Surplus Produksi Padi, DPR Soroti Impor Beras
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menyebut, realisasi produksi padi sepanjang tahun 2022 mencapai 55,4 juta ton.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi padi sepanjang tahun 2022 melampaui target yang dikejar pemerintah.

Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menyebut, realisasi produksi padi sepanjang tahun 2022 mencapai 55,4 juta ton. Produksi itu melebihi target tahun 2022 sebanyak 54,56 juta ton.

Adapun, pengembangan lahan pertanaman padi mencapai 965.500 hektare (ha) sepanjang 2022.

Syahrul mengatakan, target produksi padi pada 2023 mencapai 54,5 juta ton. "Produksi padi (tahun 2022) mencapai 101,61% dari target," ujar Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (16/1).

Baca Juga: Sudah Ada Panen, Bulog Mulai Serap Beras Dalam Negeri

Syahrul menuturkan, capaian produksi padi pada 2022 dicapai berkat kerja keras semua pihak. Serta kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintab daerah, DPR, dan stakeholder terkait.

Ia mengakui terdapat banyak tantangan pertanian yang dihadapi dampak pandemi Covid-19. Adanya konflik Rusia-Ukraina juga menyebabkan ancaman krisis pangan dan energi dunia.

Meski begitu, Syahrul mengatakan, penyediaan pangan menjadi perhatian pemerintah.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPR Sudin, menilai pemerintah masih menghadapi permasalahan klasik mengenai data pada sektor pertanian. Hal ini misalnya terlihat saat pemerintah memutuskan mengimpor 500.000 ton beras pada akhir 2022.

Menurut Sudin, adanya impor menunjukkan bahwa produksi beras dan pangan lain tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional. Sehingga pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk impor.

"Produksi yang disampaikan tidak singkron dengan keadaan di lapangan," kata Sudin.

Sudin mempertanyakan kemana margin beras yang disebut surplus tersebut. Apalagi, tidak ada penjelasan lebih rinci dalam data tersebut. "Kalau surplus, kok harus ada impor?" ucap Sudin.

Sebagai informasi, pemerintah memutuskan melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton. Diperkirakan pada Januari 2023 sebanyak 200.000 ton beras akan memasuki Indonesia. Kemudian, sisanya pada Februari 2023 diperkirakan akan ada 300.000 ton beras.

Baca Juga: Kementan Siapkan Langkah Mitigasi Hadapi Kemarau Tahun 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×