Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
Bambang menjelaskan, jenis ventilator yang dikembangkan ini berbeda-beda. Untuk jenis CPAP lebih banyak digunakan sebagai portable ventilator di ruang non-emergency, sementara jenis yang dikembangkan BPPT berbasis ambu bag, yang biasa digunakan untuk kebutuhan gawat darurat atau ambulance.
"Meskipun yang dikembangkan sekarang ini belum menyentuh kebutuhan ventilator untuk ICU, namun ke depan kami akan terus melakukan upaya penelitian sehinga akhirnya indonesia juga bisa memproduksi ventilator yang digunakan untuk digunakan di ruang ICU," terang Bambang.
Baca Juga: BGR Logistics bakal distribusikan alkes penanganan covid-19 ke RS BUMN
Menurut Bambang, kapasitas produksi ventilator ini pun cukup tinggi. Untuk ventilator yang dibuat bekerja sama dengan BPPT misalnya, dia menyebut kapasitasnya mencapai 100 ventilator per minggu per pabrik.
"Harapannya, ini bisa mengejar kebutuhan Kementerian Kesehatan. Informasi terakhir, dibutuhkan sekitar 1.000 unit CPAP dan hampir 700 unit berbasis ambu bag," kata Bambang.
Bambang mengakui, sampai saat ada 28 usulan pembuatan ventilator tersebut. Namun, baru 4 usulan yang sudah masuk ke uji klinik dan 24 pengembang lainnya masih diuji di BPFK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News