kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menristek targetkan ventilator buatan dalam negeri siap diproduksi minggu depan


Selasa, 05 Mei 2020 / 16:34 WIB
Menristek targetkan ventilator buatan dalam negeri siap diproduksi minggu depan
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan penggunaan Pindad Ventilator Resusitator Manual (VRM) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Permadi Brodjonegoro menargetkan ventilator buatan dalam negeri untuk penanganan Covid-19 akan diproduksi massal minggu mendatang atau pada 12 Mei 2020.

Bambang mengatakan, saat ini ada empat prototipe ventilator yang sudah melewati pengujian di Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan dan tengah dalam tahapan uji klinik.

Baca Juga: Uji klinis, Singapura gunakan remdesivir untuk obati pasien corona

"Kami harapkan uji klinis selesai minggu ini, sehingga minggu depan diharapkan sudah produksi," ujar Bambang dalam rapat gabungan dengan DPR, Selasa (5/5).

Adapun, ventilator tersebut dikembangkan oleh Universitas Indonesia (UI) dengan jenis Continuous Mandatory Ventilation (CMV) dan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Salman  dengan jenis CPAP, Dharma Group dengan jenis ventilator emergency/pneumatic base dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan jenis ventilator emergency.

Sementara, ada pula berbagai industri yang terlibat memproduksi ventilator tersebut. Untuk prototipe UNI ada PT Indofarma, PT Pindad, PT GTM, PT EMB, CV Bartec. Lalu, prototipe buatan ITB-Unpad-Salman diproduksi oleh PT Pindad, PT DI, PT Len, PT Pura Barutama.

Baca Juga: Sah pelanggan PLN tak perlu bayar tarif listrik 6 bulan ke depan, simak tata caranya

Industri yang memproduksi prototipe ventilator dari Dharma Group adalah PT Darma Precission Tools dan industri otomotif lalu industri yang memproduksi ventolator prototipe BPPT adalah PT LEN dan PT Poly Jaya.

Bambang menjelaskan, jenis ventilator yang dikembangkan ini berbeda-beda. Untuk jenis CPAP lebih banyak digunakan sebagai portable ventilator  di ruang non-emergency, sementara jenis yang dikembangkan BPPT berbasis ambu bag, yang biasa digunakan untuk kebutuhan gawat darurat atau ambulance.

"Meskipun yang dikembangkan sekarang ini belum menyentuh kebutuhan ventilator untuk ICU, namun ke depan kami akan terus melakukan upaya penelitian sehinga akhirnya indonesia juga bisa memproduksi ventilator yang digunakan untuk digunakan di ruang ICU," terang Bambang.

Baca Juga: BGR Logistics bakal distribusikan alkes penanganan covid-19 ke RS BUMN

Menurut Bambang, kapasitas produksi ventilator ini pun cukup tinggi. Untuk ventilator yang dibuat bekerja sama dengan BPPT misalnya, dia menyebut kapasitasnya mencapai 100 ventilator per minggu per pabrik.

"Harapannya, ini bisa mengejar kebutuhan Kementerian Kesehatan. Informasi terakhir, dibutuhkan sekitar 1.000 unit CPAP dan hampir 700 unit berbasis ambu bag," kata Bambang.

Bambang mengakui, sampai saat ada 28 usulan pembuatan ventilator tersebut. Namun, baru 4 usulan yang sudah masuk ke uji klinik dan 24 pengembang lainnya masih diuji di BPFK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×