kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menperin: Inovasi dan peningkatan produksi dalam negeri jadi kunci hadapi new normal


Rabu, 27 Mei 2020 / 09:45 WIB
Menperin: Inovasi dan peningkatan produksi dalam negeri jadi kunci hadapi new normal
ILUSTRASI. Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif memacu sektor industri nasional agar bisa menciptakan terobosan baru. Inovasi merupakan sebuah kunci untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa, serta mempersiapkan kebangkitan industri nasional dalam menghadapi kenormalan baru.

"Dengan berinovasi, pelaku industri dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi serta menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Selain itu, inovasi juga dapat meningkatkan kemandirian bangsa sehingga kita dapat lebih mencintai produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, dan siap membangkitkan industri dalam situasi new normal," ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Rabu (27/5).

Baca Juga: New normal, ini usulan ojol untuk tata cara jasa ojek

Menperin mengemukakan, di tengah pandemi Covid-19, sektor industri memerlukan inovasi agar dapat terus berproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar. Di sektor kesehatan misalnya, inovasi merupakan kunci untuk mengakselerasi penanganan wabah Covid-19.

"Sebagai contoh, sebelum ada wabah Covid-19, belum ada industri dalam negeri yang menghasilkan ventilator, tetapi dalam waktu kurang dari tiga bulan, beberapa universitas bekerja sama dengan industri bisa mengembangkannya dan siap diproduksi," jelasnya.

Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan, saat ini dibutuhkan 1.000 unit CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) transport ventilator dan Ambubag 668. Tim dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang terus berkoordinasi dengan Kemenperin telah berhasil mengembangkan berbagai jenis ventilator untuk menunjang kebutuhan medis tersebut, salah satunya jenis emergency ventilator. Bahkan, Tim UGM dalam waktu dekat akan memproduksi ventilator bertipe fully featured atau high grade.

Menperin menambahkan, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) industri yang mumpuni, sehingga perlu pembinaan lebih kuat agar mampu berinovasi menghasilkan berbagai produk berkualitas dan kompetitif. "Inovasi yang mereka hasilkan juga dapat mewujudkan kemandirian sektor industri dalam negeri," ujarnya.

Baca Juga: Kluster Pasar Raya Padang makin membesar, bertambah 32 kasus Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×