kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   8,56   0.94%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menko Luhut proyeksi defisit transaksi berjalan tahun 2020 bisa nol


Rabu, 29 Agustus 2018 / 17:20 WIB
Menko Luhut proyeksi defisit transaksi berjalan tahun 2020 bisa nol
ILUSTRASI. Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) punya beberapa cara untuk memperkecil defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). BI mencatat, CAD kuartal II-2018 sebesar US$ 8 miliar atau 3,0% dari PDB.

Dari sisi pemerintah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa dirinya optimistis dua tahun lagi current account deficit Indonesia akan nol. Artinya, tidak lagi mencatatkan defisit.

“Saya pikir 2020 bisa. Kalau menurut saya, 2020 saya rasa kita tidak akan ada masalah lagi (defisit),” ucapnya usai menghadiri agenda Rakorpusda pada Rabu (29/8) di Yogyakarta.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, CAD untuk menjadi nol bisa dicapai dalam jangka waktu menengah panjang oleh Indonesia. “Dalam jangka menengah panjang bisa mengarah ke nol dan positif,” kata Perry di lokasi yang sama.

Untuk itu, pemerintah dan BI sama-sama memiliki sepaket kebijakan untuk memperkecil CAD ini. Ada empat langkah yang disiapkan. Pertama, penggunaan biodiesel B20 untuk solar PSO dan Non PSO.

“Dengan mengurangi impor minyak mentah, mengganti dengan B20 maka kita bisa hemat US$ 2 miliar tahun ini dan tahun depan bisa US$ 8 miliar-US$ 10 miliar karena tahun ini akan kami ganti dengan 1,2 juta ton biodiesel dan tahun depan kami akan bikin sampai pada 6 koma sekian juta ton biodiesel,” kata Luhut

Bersamaan dengan itu juga, Luhut mengatakan, Tiongkok sudah membeli 1,2 juta ton CPO dan sudah kontrak. “Jadi, kami harap harga kelapa sawit kita bisa naik dari US$ 530 per ton bisa bertahap ke US$ 600 per ton atau US$ 650 per ton hingga US$ 700 per ton. Ini bisa bantu CAD kita ditambah dengan impor yang berkurang itu,” jelasnya.

Adapun, ia melihat, lima tahun ke depan produks CPO Indonesia bisa mencapai 70 juta ton per tahun. “Ini dampaknya ke penerimaan devisa sangat besar bisa hampir US$ 50 miliar kita terima dari sana,” kata dia.

Kedua, pemerintah juga dorong peningkatan sektor pariwisata untuk menarik devisa dari wisatawan asing. “Kami cemburu lihat Thailand. Kalau tahun depan kita bisa terima US$ 20 miliar, 2024 bisa lah US$ 30 miliar. Ini bisa bikin positif CAD," ujar Luhut.

Ketiga, meningkatan penggunaan komponen lokal (TKDN). Keempat, meningkatkan daya dorong belanja pemerintah untuk menggerakkan ekonomi domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×