kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Menko Luhut: Indonesia tidak bergantung secara ekonomi terhadap China


Selasa, 27 November 2018 / 15:56 WIB
Menko Luhut: Indonesia tidak bergantung secara ekonomi terhadap China
ILUSTRASI. MENKO KEMARITIMAN LUHUT PANDJAITAN


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menegaskan, Indonesia tidak pernah bergantung secara ekonomi atau kerja sama perdagangan kepada satu negara asing, termasuk dengan China.

“Kita tidak pernah bergantung secara ekonomi kepada Tiongkok, mitra dagang ekonomi Indonesia juga bukan hanya Tiongkok. Sekali lagi saya koreksi di sini, Indonesia tidak pernah tergantung dengan satu negara pun,” ujar Menko Luhut usai memberikan sambutan di acara, Indonesia-China 5 Years of Comprehensive Strategic Partnership, di Jakarta, Selasa (27/11).

Ia menjelaskan, ke depan Indonesia tetap akan bekerja sama terutama di bidang perdagangan dengan negara mana pun di dunia, dan tetap berpegang teguh kepada prinsip saling menguntungkan.

Termasuk dengan China pun, pemerintah Indonesia tetap berprinsip mencari kerja sama yang saling menguntungkan.

"Saya katakan sekali lagi, kita tidak ingin investasi hanya untuk ambil raw material, kita harus melihat nilai tambah, seperti yang saya sampaikan tadi, kita harus lihat investasi alih teknologi, investasi ramah lingkungan dan investasi dengan menggunakan SDM Indonesia sebanyak mungkin,” tutur dia.

Adapun akhir bulan ini pemerintah akan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Buenos Aires, Argentina. Luhut bilang, dalam agenda itu Indonesia akan mengemukakan sikap memperjuangkan perdagangan yang adil bagi seluruh negara-negara di dunia.

“Dan yang tidak kalah penting, Indonesia juga akan mendorong kepentingan multilateral dan bukan hanya bilateral saja,” kata Menko Luhut.

Hal itu mengingat, perang dagang AS-Tiongkok yang masih terus berlanjut dan berdampak ke negara lain, terutama negara berkembang. "Kita beruntung, Indonesia melihat itu sebagai keuntungan bagi kita. Dikarenakan kita bisa bekerja sama dengan negara-negara yang terdampak trade war untuk merelokasi usahanya ke Indonesia,” tutup Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×