kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu sebut sistem logistik Indonesia seperti benang ruwet


Kamis, 24 September 2020 / 15:39 WIB
Menkeu sebut sistem logistik Indonesia seperti benang ruwet
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mengembangkan program National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai platform digitalisasi yang dapat mempertemukan komunitas logistik antara sektor permintaan dan penawaran.

Platform NLE ini nantinya dapat mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan yang kini sudah ada di Customs Excise Information System and Automation (CEISA) yaitu importir/eksportir dengan komunitas logistik di sektor supply yaitu penyedia jasa logistik.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelaskan, gambaran sistem logistik Indonesia saat ini seperti ‘benang’ ruwet . Sehingga pelaku usaha dari logistik, eksportir dan importir harus berkali-kali melakukan penyerahan maupun proses yang berulang dan rumit. 

Baca Juga: Menkeu targetkan biaya logistik Indonesia bisa diturunkan hingga 17% dari PDB

Sehingga, dengan adanya National Logistic Ecosystem (NLE) nanti diharapkan akan ada kemudahan dan kejelasan dalam seluruh proses serta akan dipermudah segala dokumennya. “Dari keseluruhan pemerintah ke pemerintah dalam National Single Window Indonesia nanti juga akan ada simplifikasi dokumen sampai masalah perizinan dan tentu sisi sharing dari segi bisnis,” jelas Menkeu. 

Adapun juga dari sisi pelaku usaha seperti penyedia jasa trucking, warehousing, shipping, forwarder hingga payment dapat dimasukan ke ekosistem NLE. Sehingga seluruh kegiatan tersebut akan masuk dalam ekosistem tanpa harus melakukan proses yang berulang-ulang. “Karena biasanya pelaku usaha ini menggunakan formulir yang diisi dan harus diberikan ke lembaga-lembaga secara berkali-kali,” tutupnya.

Selanjutnya: Jalan akses Pelabuhan Patimban siap layani arus logistik bulan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×