kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkeu: Orang Indonesia jangan cuma ngomong di WA


Selasa, 10 Oktober 2017 / 11:59 WIB
Menkeu: Orang Indonesia jangan cuma ngomong di WA


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Jepang pada Minggu (9/10) lalu. Dalam acara yang digelar di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Sri Mulyani sempat membahas mengenai sumber daya manusia Indonesia yang kurang bersaing dengan negara lain.

Menurutnya, orang Indonesia pintar membahas suatu masalah. Tapi yang terpenting sebenarnya bagaimana bisa menyampaikan solusi dengan baik kepada masyarakat, bukan cuma bicara di whatsapp.

"Kita sangat membutuhkan kemampuan mendesain. Banyak orang Indonesia memang ahli dalam membahas masalah. Itu kan artinya banyak ide. Kalau bahas masalah bisa banyak, dalam luas panjang lebar dan tak terbatas, semua ahli membahas masalah. Tapi yang dilakukan dan come-up bisa di-implement jarang. Hanya ngomong di whatsapp saja," kata Sri Mulyani.

Menkeu juga melihat anak-anak di perkotaan sudah mulai pakai iPad. Berbanding terbalik dengan anak-anak pedesaan yang tak ada fasilitas iPad, bahkan masih kesulitan listrik.

"Bagaimana kita bisa deliver dengan baik solusi kalau pendidikan guru tak punya kapasitas bagus?" tanya Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menegaskan, saat ini, pemerintah Indonesia lebih menekankan pada masalah human capital Indonesia. Itu sebabnya, anggarannya jauh lebih besar daripada infrastruktur.

Anggaran pendidikan saat ini mencapai Rp 420 triliun, jauh lebih besar daripada 10 tahun lalu yang hanya sekitar Rp 140 triliun saat Sri Mulyani menjadi Menkeu.

"Digabung dengan kesehatan anggaran menjadi lebih dari Rp 525 triliun. Belum lagi digabung dengan anggaran pengentasan kemiskinan agar keluarga sejahtera, subsidi bagi keluarga miskin, total menjadi lebih dari Rp 600 triliun karena lebih dari Rp 128 triliun bagi masyarakat miskin," kata Sri.

Dengan demikian diharapkan kualitas pendidikan saat ini bisa jauh lebih baik.

"Jadi kalian ini yang ada di Jepang, tugas belajarmu bukan dibayari bapak ibumu tapi melalui APBN dari uang pajak masyarakat. Sebagian memang mungkin dari Jepang pula. Jadi kita bisa berharap Indonesia akan lebih baik lagi dengan pendidikan semakin baik untuk bisa mencapai cita-cita negara yang sejahtera," ujarnya.

Seorang mahasiswa yang mendapat beasiswa mengaku kepada Tribunnews.com mendapat 170.000 yen per bulan plus uang lainnya.

Selain itu pembelanjaan pemerintah dan investasi memang penting.

"Anggaran kita lebih dari Rp 2.000 triliun bukannya kurang, tetapi terpenting bagaimana bisa membelanjakan dengan baik. Kita prihatin dengan korupsi, juga bagaimana akuntabilitas pengelolaan anggaran. Jadi butuh kemampuan mengelola dan mendesain sebuah solusi agar bisa diterapkan di masyarakat," katanya.

Dengan kualitas pendidikan yang ada saat ini, memang ada sekolah yang hebat seperti mendapat pendidikan internasional. "Tapi kenyataan ada yang kurang baik. Sudah kelas enam SD saja untuk membaca saja tidak mampu," ujarnya.

Lalu Menkeu membandingkan Indonesia dengan negara lain. "Tiga skill anak murid Indonesia bidang reading, map dan sains. Indonesia saat ini terletak di peringkat 137 dari 145 peringkat. Tidak comparable dengan negara tetangga kita. Ini bukan karena tak ada dana pendidikan, tapi bagaimana mendesain dan bisa mengimplementasikan dengan baik solusi yang ada," kata Sri Mulyani.

Jarak antara Tokyo-Jakarta sudah seperti tetangga hanya memakan waktu 7 jam saja.

"Jakarta bukanlah segalanya bagi Indonesia, masih banyak tempat lain di Indonesia. Anggaran kesehatan Rp 105 triliun berusaha untuk prevent anak-anak kita yang 30 persen agar tidak kurang gizi," kata Sri.

Menkeu juga mengajak masyarakat Indonesia membayangkan seandainya anak-anak kita tak bisa berkembang besar.

"Kalau kontet bukan fisik saja tapi brain tidak berkembang. Berarti 1000 hari pertama total lost opportunity dan hal itu tak bisa dikejar. Tidak mungkin kita pikir saat usia 4 tahun nanti diberikan susu banyak, daging sapi Kobe wagyu, dan lainnya. Semua itu tidak terkejar," ujarnya.

"Apalagi bagi yang tinggal di Jepang. Saya mau kalian lihat dan pelajari sistem pendidikan dan lainnya. Menjadi critical support bagi Indonesia. Mana yang bagus mana yang kurang harus begini begitu dan sebagainya. Belajar dari Jepang ya," pesan Sri Mulyani. (Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)

Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com, berjudul: Sri Mulyani: Orang Indonesia Pintar Bahas Masalah Tapi Cuma Ngomong di Whatsapp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×