kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Menkeu: Kinerja Tahun 2022 Menjadi Bekal Positif untuk Hadapi Pasar Modal 2023


Senin, 02 Januari 2023 / 14:31 WIB
Menkeu: Kinerja Tahun 2022 Menjadi Bekal Positif untuk Hadapi Pasar Modal 2023
ILUSTRASI. Menkeu Sebut Kinerja Tahun 2022 Menjadi Bekal Hadapi Pasar Modal 2023


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meyakini kinerja yang ditunjukkan pasar modal Indonesia dalam menghadapi turbulensi ekonomi global di tahun 2022 menjadi modal yang baik untuk menghadapi tahun 2023.

“[Capaian] menutup tahun 2022 dengan sangat resilience dengan tantangan yang sungguh tidak mudah, dan ini adalah bekal yang bagus untuk memasuki tahun 2023,” ujar Menkeu pada peresmian pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (02/01/2023).

Di tahun 2023, lanjut Sri Mulyani, pihaknya akan terus meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas pasar modal yang ditopang dengan pelaksanaan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

Ini merupakan tanggung jawab bersama antara Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) selaku Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk secara konsisten membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel dan terpercaya.

Baca Juga: Jokowi: Tahun 2023 Adalah Tahun Ujian Bagi Perekonomian Global Maupun Indonesia

“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk tadi menggapai potensi capital market yang begitu sangat besar di Indonesia,” ujarnya.

Menkeu pun berharap agar seluruh pemangku kepentingan termasuk KSSK dapat terus menjaga stabilitas ekonomi nasional sektor keuangan, termasuk perluasan akses jasa keuangan, peningkatan sumber pembiayaan jangka panjang untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan daya saing dan efisiensi bursa, serta meningkatkan instrumen serta regulasi di dalam mitigasi risiko dan perlindungan konsumen di sektor keuangan.

“Penerapan prinsip aktivitas sama, risiko dan regulasi yang setara menjadi sangat penting,” pungkasnya.

Sebelumnya, di acara yang sama, Ketua Dewan Komisioner (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan bahwa di tengah situasi ketidakpastian global dan menurunnya kinerja bursa di sejumlah negara, pasar modal Indonesia tahun 2022 mampu mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan.

“Di tengah gejolak dan ketidakpastian di Eropa dan banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan juga cerminannya pada kinerja pasar modal Indonesia di tahun 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif, bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum,” ujar Mahendra.

Kinerja positif tersebut, imbuh Mahendra, ditunjukkan dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat empat persen dibanding tahun sebelumnya, 59 perusahaan mencatatkan saham perdananya (IPO) di tahun 2022, serta jumlah investor pasar modal meningkat mencapai 10,3 juta atau 10 kali lipat meningkat dalam lima tahun terakhir sejak 2017.

Baca Juga: Pasar Modal Didominasi Investor Muda, Jokowi: Prospek ke Depan Menjanjikan

“Menarik lagi adalah didominasi oleh investor domestik yang sudah mencapai 55 persen dari seluruh investor. Dan kalau dihitung yang generasi milenial dan generasi Z atau zilenial gabungannya adalah 58,7 persen. Itulah capaian-capaian yang luar biasa,” imbuh Mahendra.

Senada dengan Menkeu, Mahendra juga menyatakan komitmen terhadap peningkatan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas pasar modal Indonesia

“Yang menjadi prioritas kita ke depan dengan perkuatan perekonomian daya tahan yang kuat, maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi di Indonesia, it’s all about investment, investment, and investment. Kita harus siap untuk itu dan kita dorong momentumnya,” tandas Ketua Dewan Komisioner OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×