Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersikap realistis terhadap prospek kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, terutama pada sisi penerimaan pajak. Ia mengakui, pemerintah mengantisipasi terjadinya pelebaran defisit anggaran lagi pada tahun ini.
Pasalnya, kondisi perekonomian global tahun ini diproyeksikan masih akan lesu dan dipenuhi ketidakpastian sehingga berdampak pada ekonomi domestik dan menyebabkan perbaikan penerimaan negara melalui perpajakan pun belum akan signifikan.
Baca Juga: Komisi XI DPR pertanyakan strategi Kemenkeu kerek penerimaan perpajakan di 2020
Sri Mulyani bahkan menyebut, bukan tak mungkin kondisi perekonomian dan APBN tahun ini mengalami situasi yang berulang dengan tahun lalu.
“Defisit APBN 2020 direncanakan sebesar 1,76% dari PDB atau Rp 307,2 triliun. Tapi melihat perkembangan penerimaan, kita mungkin harus mengantisipasi apabila defisit mungkin akan melebar lagi di 2020 seperti tahun 2019,” tutur bendahara negara itu dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (28/1).
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah mengambil sikap seimbang dalam menghadapi dinamika perekonomian sepanjang tahun ini. Di satu sisi, optimis bahwa perbaikan pertumbuhan ekonomi global maupun domestik bisa terjadi namun di sisi lain, waspada terhadap risiko-risiko yang tak terduga.
Baca Juga: Sri Mulyani: Upaya terberat tahun ini adalah menjaga keyakinan perekonomian
“Kita berharap optimisme untuk 2020 tetap terjaga meski sepanjang Januari ini saja perkembangannya sungguh tidak membuat kita happy, terutama terkait virus Korona, ketegangan geopolitik maupun politik Amerika Serikat sehingga kita harus waspada terhadap adanya spill-over ke perekonomian dalam negeri,” tutur dia.
Kendati begitu, Sri Mulyani juga menyadari bahwa perkembangan ekonomi secara global maupun domestik masih akan sangat dinamis. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan tetap mempertahankan target defisit APBN 2020 sesuai Undang-Undang yaitu 1,76% terhadap PDB.
“Kita tetap pertahankan target defisit hingga melihat realisasi APBN sampai semester satu nanti,” pungkasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Wabah virus corona hapus optimisme perbaikan ekonomi global di 2020
Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Kemenkeu Suminto menambahkan, masih terlalu dini untuk dapat menyimpulkan dan menetapkan outlook APBN 2020 saat ini.
“Sekarang kita hanya melihat dan memetakan dulu risiko-risikonya seperti apa di global. Tapi kalau dampaknya ke domestik seperti apa, itu nanti kita akan lihat. Paling tidak kalau sudah beberapa bulan berjalan, satu triwulan misalnya supaya data yang kita baca juga sudah lebih matang,” ujar Suminto kepada Kontan.co.id, Selasa (28/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News