kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes sebut tenggat kadaluarsa dari vaksin AstraZeneca sampai Mei 2021


Selasa, 16 Maret 2021 / 15:24 WIB
Menkes sebut tenggat kadaluarsa dari vaksin AstraZeneca sampai Mei 2021
ILUSTRASI. Menkes sebut tenggat kadaluarsa dari vaksin AstraZeneca sampai Mei 2021


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan tenggat kadaluarsa dari vaksin AstraZeneca sampai Mei 2021 mendatang. Padahal Indonesia baru saja kedatangan vaksin ini pada 8 Maret 2021 kemarin sebanyak 1,1 juta dosis.

 Adapun saat ini implementasi dari vaksin AstraZeneca di Indonesia ditunda sementara lantaran isu adanya efek gangguan pada darah, yang membuat beberapa negara di Eropa menangguhkan penggunaannya. Pemerintah masih akan menunggu hasil penelitian dari WHO terkait efek samping dari vaksin AstraZeneca tersebut.

"Mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa keluar [konfirmasi WHO] karena memang betul yang Astrazeneca ini ada expiry period-nya di akhir Mei," kata Budi dalam Raker bersama Komisi IX DPR RI pada Senin (16/3).

Kedatangan vaksin AstraZeneca pada 8 Maret lalu merupakan vaksin yang didapatkan Indonesia dari jalur multilateral melalui COVAX-GAVI.

Baca Juga: Kemenkes akan gunakan vaksin AstraZeneca sebelum masa simpan habis pada Mei 2021

Untuk vaksin AstraZeneca dijelaskan berbeda rezimnya dengan vaksin Sinovac. Dimana interval penyuntikan dosis pertama dengan dosis kedua ialah sembilan sampai 12 minggu. Namun untuk masalah logistik vaksin AstraZeneca sama.

"Yang kritikal sebenarnya lebih ke yang Astrazeneca. Karena vaksin yang sudah datang biasanya itu ada 6 bulan sampai setahun. Kita baru tahu ini expired date nya ini akhir Mei. Padahal dia suntikannya kan bedanya 9-12 Minggu dan sampai sekarang masih menunggu juga release dari BPOM," ungkap Budi.

Sebagai informasi, Indonesia membutuhkan 426 juta dosis vaksin untuk program vaksinasi Covid-19 yang menyasar 181,5 juta penduduk. Budi menyebut sampai saat ini baru ada 275 juta dosis vaksin yang sudah confirm harga, dan jadwal pengirimannya.

"Kenapa sisanya belum kita confirm jadwal pengiriman dan pembayaran karena kita masih tunggu vaksin gratis dari GAVI. Sekarang sudah dapat 11,7 juta, informasi terakhir bisa naik sampai 54 juta malah bisa sampai 108 juta dosis. Kalau kita bisa dapatkan semaksimal mungkin yang gratis maka kita tidak usah membeli vaksin yang bilateral. Ini masih bergerak terus karena vaksin ini rebutan di dunia," jelasnya.

Selanjutnya: China setujui vaksin virus corona keempat buatan lokal untuk penggunaan darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×