kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip Sektor-Sektor Potensial Penggerak Penggunaan Transaksi LCS dengan China


Kamis, 23 Desember 2021 / 19:12 WIB
Mengintip Sektor-Sektor Potensial Penggerak Penggunaan Transaksi LCS dengan China
ILUSTRASI. Mengintip Sektor-Sektor Potensial Penggerak Penggunaan Transaksi LCS dengan China


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBC) secara resmi memulai implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) pada 6 September 2021 lalu. 

Selama hampir tiga bulan implementasi kerangka kerja sama ini, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengungkapkan nilai rata-rata transaksi dengan China mencapai ekuivalen US$ 15,1 juta per bulan. 

“Sudah banya perusahaan di sektor strategis yang akhirnya mulai mengambil keuntungan dari skema LCS,” ujar Donny dalam Indonesia - Southern China Business Forum 2021, Kamis (23/12). 

Ke depan, Donny pun optimistis akan makin banyak pengusaha yang menggunakan skema LCS ini. Apalagi, mengingat China merupakan negara mitra dagang utama Indonesia.

Baca Juga: BI Laporkan Perkembangan Transaksi LCS yang Telah Dilakukan Hingga Oktober 2021

Bahkan, rupanya bank sentral pun sudah memiliki peta Industri yang berpotensi mendorong penggunaan skema LCS. 

Dari sisi industri, Donny melihat ada beberapa industri yang berpotensi meningkatkan transaksi LCS Indonesia - China, seperti industri minyak dan gas, industri stainless steel, batubara, nikel, pengolahan kertas, serta elektronik dan komunikasi. 

Dari sisi sektor, yang berpotensi untuk menggunakan transaksi LCS lebih banyak adalah pertambangan dan penggalian, perdagangan ritel dan grosir, sektor manufaktur, serta sektor informasi dan komunikasi. 

Untuk lokasi perusahaan, Donny melihat masih banyak potensi pengguna di beberapa kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Banten, dan Surabaya.

Baca Juga: Rata-Rata Transaksi Mata Uang Lokal Indonesia - China Capai US$ 15,1 Juta per Bulan

Namun, ada juga beberapa potensi yang muncul dari luar Jawa seperti Sulawesi Tengah, Sumatra Selatan, dan Kalimantan. 

“Sehingga kami masih akan membidik peluang untuk meningkatkan penggunaan transaksi LCS untuk pemain industri yang berlokasi di luar pulau Jawa,” tandas Donny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×