Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Hanya saja dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pelemahan Rupiah justru membuat APBN surplus, hal ini dikarenakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mengalami peningkatan dari komoditas ekspor.
Mengacu pada sensitivitas APBN 2023 terhadap perubahan asumsi dasar ekonomi makro, setiap pelemahan kurs rupiah Rp 100 terhadap dolar AS, maka belanja negara bertambah Rp 8,9 triliun.
"Tapi yang kita cermati kan beban bunga utang dari sisi utang pemerintah berbentuk valas itu juga akan semakin membebani performa pemerintah atau ruang fiskal, apalagi di 2023 kebutuhan untuk infrastruktur, perlinsos, kebutuhan pemilu, anggaran birokrasi itu relatif cukup besar," tambah Bhima.
Baca Juga: Tengok Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini, Rabu 12 Oktober 2022
Sementara itu, anggota Komisi XI DPRI RI Fraksi Gerindra Kamrussamad mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah menunjukkan bahwa kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) belum efektif dalam menahan stabilitas nilai tukar Rupiah.
Jika hal tersebut terus berlanjut tentu akan berpengaruh kepada industri manufaktur, seperti cost production yang juga akan meningkat.
"APBN 2023 menetapkan nilai tukar Rupiah Rp 14.800 per dolar AS. Jika terus melemah maka potensi APBN 2023 tergerus pembayaran utang jatuh tempo dari valas," kata Kamrussamad kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News