Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan menyoroti posisi strategisnya dalam perdagangan global, khususnya sebagai negara kaya sumber daya alam, dalam upaya menegosiasikan ulang tarif impor sebesar 32% yang akan diberlakukan Amerika Serikat (AS) mulai 1 Agustus 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang memimpin tim negosiasi, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya, kata Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Rabu (9/7) melansir pemberitaan dari Reuters.
Baca Juga: Tarif Trump: Apa Saja yang Sudah Berlaku dan Akan Datang?
Ia tidak merinci kapan pertemuan itu akan dilakukan.
Tarif sebesar 32% yang dikenakan Washington terhadap produk asal Indonesia sejauh ini belum mengalami perubahan sejak diumumkan pada April lalu.
Sebagai respons, Indonesia telah menawarkan penurunan tarif impor atas produk asal AS menjadi hampir nol persen, serta peningkatan pembelian dan investasi oleh AS di Indonesia yang nilainya mencapai sekitar US$ 34 miliar.
"Menko akan menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat strategis dengan kekayaan sumber daya alamnya," ujar Haryo.
"Kami berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkan ulang keputusannya."
Sebagai anggota G20 dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan produsen utama sejumlah komoditas penting seperti nikel, timah, tembaga, serta eksportir terbesar minyak sawit di dunia.
Baca Juga: Negosiasi Lagi dengan AS, Indonesia Berharap Tarif Lebih Rendah dari Negara ASEAN
Sejumlah perusahaan Indonesia juga telah meneken nota kesepahaman dengan mitra dari AS untuk meningkatkan pembelian produk energi, gandum, jagung, hingga kapas.
Haryo juga menyampaikan bahwa sovereign wealth fund Danantara Indonesia dan perusahaan tekstil Indorama berencana menanamkan investasi di AS.
Menurutnya, usulan dari Indonesia telah mendapat sambutan positif dari perwakilan pemerintah AS. Jakarta pun berharap bisa mendapatkan tarif impor yang setara atau lebih rendah dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Dalam tahap awal negosiasi, Indonesia telah mengajukan berbagai konsesi kepada Washington.
Namun, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk tetap memberlakukan tarif 32% pada 1 Agustus disebut cukup mengejutkan.
Baca Juga: Donald Trump Kenakan Tarif 32%, Indonesia Lanjutkan Negosiasi
"Sepertinya pemerintah AS kini mempertimbangkan tarif secara global, bukan lagi berdasarkan negara per negara. Semua dokumen sudah kami serahkan dan level negosiasi juga sudah disepakati. Tapi keputusan akhir tetap ada di tangan Trump," kata Haryo.
Selanjutnya: Apa Itu Toxic Positivity ya? Simak Penjelasan Singkat dan Cara Menjauhinya
Menarik Dibaca: Apa Itu Toxic Positivity ya? Simak Penjelasan Singkat dan Cara Menjauhinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News