kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.600   -9,00   -0,05%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Meneropong Dampak Kenaikan Harga Minyak dan Pelemahan Rupiah pada Ekspor Impor RI


Minggu, 06 Oktober 2024 / 17:11 WIB
Meneropong Dampak Kenaikan Harga Minyak dan Pelemahan Rupiah pada Ekspor Impor RI
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/7/2024). Pada Jumat (4/10) lalu, kurs rupiah spot melemah 2,27% sepekan menjadi Rp 15.485 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

Di samping itu, apabila harga minyak terus melonjak, tampaknya negara-negara penghasil minyak terbesar seperti Arab Saudi dan Rusia sudah siap kembali ke pasar dan menambah pasokannya.

Dengan perkiraan tersebut, Myrdal meramal harga minyak global pada akhir tahun, tidak akan sampai di atas US$ 80 per barel.

Pun meski akan melampaui, asalkan masih di bawah US$ 90 per barel, maka kondisi fiskal Indonesia masih akan relatif aman.

Baca Juga: Stimulus China Berpotensi Angkat Harga Logam Industri, Begini Prospeknya Akhir Tahun

“Kita lihat juga kemungkinan harga komunitas yang lain juga akan mengalami kenaikan kalau itu terjadi. Memang lonjakan pada harga minyak akan memicu harga energi yang lain seperti terutama batubara maupun juga gas dan ini merupakan andalan kita,” ungkapnya,

Myrdal memproyeksikan, kinerja ekspor masih akan tumbuh 4,6% year on year (yoy) pada akhir tahun ini, sementara untuk impor diproyeksikan tumbuh 5,52% yoy. “Jadi untuk pertumbuhan ekonomi kita masih akan berada di level 5,06% untuk tahun ini,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×