CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Mendag menargetkan sebelas perjanjian perdagangan bisa diselesaikan pada tahun 2020


Rabu, 30 Oktober 2019 / 20:40 WIB
Mendag menargetkan sebelas perjanjian perdagangan bisa diselesaikan pada tahun 2020
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Mendag menargetkan 11 perjanjian dagang yang belum rampung pada periode pemerintahan sebelumnya bisa selesai tahun


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menargetkan 11 perjanjian dagang dapat selesai tahun 2020. Sebelas perjanjian dagang itu masih akan dikaji lagi oleh Agus. 

Perjanjian tersebut merupakan perjanjian yang belum rampung dari periode sebelumnya. "Kita targetnya kurang lebih 11. Nanti diperdalam lagi karena ada outstanding yang belum clear," ujar Agus usai rapat terbatas di Kantor Presiden Rabu (30/10).

Baca Juga: Iuran BPJS untuk PBI dan kelas III naik, ini kata Wamenkeu Suahasil Nazara

Sementara itu Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga bilang ada dua perjanjian yang menjadi prioritas. Antara lain adalah Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia Uni Eropa (IEU-CEPA).

Keduanya dinilai memiliki potensi yang sangat besar. IEU-CEPA memiliki potensi pasar yang terdiri dari 27 negara anggota EU sehingga meningkatkan ekspor Indonesia.

Sebelumnya sejumlah hal menjadi penghambat rampungnya IEU-CEPA. Salah satunya adalah isu terkait minyak sawit asal Indonesia yang mendapat intimidasi dari EU.

"Tidak hanya selalu palm oil, tetapi lebih kepada regulasi, masalah konten lokal, BUMN, ini yang sedang kita satukan persepsi, satukan pemahaman supaya ini bisa diselesaikan secara lebih mutual," terang Jerry.

Baca Juga: Jokowi minta peningkatan investasi dapat menekan impor

Sementara itu untuk RCEP sendiri memiliki potensi pasar sebanyak 16 negara. Selain 10 negara anggota ASEAN, anggota RCEP lain adalah China, India, Jepang, Korea, Australia, dan Selandia Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×