kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.534   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.956   57,41   0,83%
  • KOMPAS100 1.009   8,03   0,80%
  • LQ45 781   5,78   0,75%
  • ISSI 222   1,80   0,82%
  • IDX30 404   2,57   0,64%
  • IDXHIDIV20 476   1,50   0,32%
  • IDX80 114   0,86   0,76%
  • IDXV30 116   0,61   0,53%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

Menciptakan Jejaring Lewat Permainan Polo


Rabu, 21 Januari 2009 / 11:24 WIB


Reporter: Dian Pitaloka Saraswati |

JAKARTA. Menjalin networking alias jejaring lazim menggunakan wahana hobi dan olahraga. Umumnya politikus hingga pengusaha bertemu dan melobi relasi bisnis saat bermain golf, berburu atau tenis, namun sedikit orang yang mengunakan Polo. Padahal, dengan Polo networking yang tergalang bisa menjadi lebih solid.

"Dengan Polo networking menjadi semakin solid karena saat main Polo kita olahraga as a team, berbeda dengan golf yang lebih individual," kata Dirgayuza, penggemar Polo saat ditemui di club house Arena Polo di Jagorawi Golf and Coutry Club, Bogor.

Menurut Yuza, panggilan akrab Dirgayuza, dalam Polo kemampuan individual pemain tidak akan terpakai jika dia tidak mampu bekerja sama dengan timnya. Biasanya, sebelum bertanding mereka sudah pasang strategi dan berkolaborasi terlebih dahulu.

"Kami saling menelepon untuk merekrut anggota tim dan merencanakan strategi," kata Yuza. Ini yang membuat mereka semakin akrab. Belum lagi jika di pertandingan ada kejadian-kejadian seru, mereka bisa membahasnya terus. Kebersamaan pun akhirnya bisa terjadi di luar lapangan.

Yuza yang bekerja sebagai penulis di bidang Teknologi Informasi ini adalah salah satu dari 15 orang yang bergabung dengan Nusantara Polo Club (NPC) sebelum klub tersebut membuka diri untuk umum. Saking eksklusifnya, hanya kolega, rekan dekat atau keluarga tamu-tamu tetap klub yang mau bergabung.

Menurut keterangan manajemen yang diwakili oleh Silviana atau Ana baru setelah awal Januari 2008, NPC baru membuka diri untuk publik dan berhasil mengumpulkan sekitar 30 tamu tetap, bukan member. Sistem membership masih dipersiapkan manajemen karena si pemilik belum setuju. Makanya hingga saat ini, NPC masih bersifat semi private.

Namun ini juga member benefit bagi tamu tetapnya, menurut Yuza, karena private ia banyak bertemu dengan orang-orang penting seperti pejabat pemerintah atau decision maker di Indonesia. "Di bisnis kan yang penting bukan apa yang kau tahu, tapi siapa yang kamu tahu," katanya. Yuza yang mengaku sering mendapatkan pekerjaan dari teman-teman yang ia kenal disana.

Dari ketigapuluh anggota, hampir 80% diantaranya adalah expatriat atau orang asing ang bekerja di Jakarta. Rata-rata mereka berusia diatas 30 tahun dan sudah mengenal polo sebelumnya. Seperti Wan Zainal, Country Manager dari sebuah perusahaan infrastruktur telekomunikasi ini merasa tertantang dengan olahraga ini. "Daripada renang, tenis jelas olahraga ini lebih berat, menyenangkan dan amazing," kata Zainal.

Serunya olahraga asli Mongolia ini adalah karena tantangannya yang tidak bisa diperoleh dibanding olahraga lainnya yang dikatakan eksklusif. Skill berkuda sekaligus bermain golf harus dipadukan saat
bermain polo. Karena itu, rata-rata pemain Polo menguasai berkuda dan juga bermain golf. Yuza sendiri sudah mahir berkuda sejak duduk di SMA dan sudah akrab dengan golf.

Waktu untuk latihan berkuda, pada dasarnya bisa dilakukan selama kurang lebih satu bulan. Dalam latihan house riding, pemain diajak untuk bekerja sama dan memberi isyarat yang tepat untuk si kuda. Setelah mahir berkuda, pemain harus terbiasa memukul bola kayu dengan malet (semacam stik golf dalam olahraga golf). Caranya, mereka harus duduk diatas wooden horse (kuda palsu) sambil berlatih memukul dari atas kuda. Paling lama satu bulan mereka sudah bisa diajak bermain di lapangan asli. Namun mungkin, kata Ana, butuh satu tahun untuk benar-benar menjadi seprti atlit Polo.

Kalau kedua skill dasar sudah dikuasai, tinggal terjun ke lapangan. Nah ini bagian yg tersulit. Pasalnya pemain polotida hanya memegang tali kekang dengan tangan kanan, sementara tangan lainnya mengenggam mallet dan whip (semacam pecut kuda).

"Yang sulit ketika disaat yang sama kita harus berada di atas kuda yang larinya luar biasa kencang," kata Yuza. Element kuda inilah yang menjadi keunikan dalam olahraga Polo. Zainal menjelaskan, kuda adalah elemen permainan yang sulit ditebak. Kadang bisa mendapat kuda yang larinya kencang, atau yang tempramen.

"Kuda favorit saya yang kecil tapi lincah," kata Yuza. Sayangnya, kuda yang dipakai dalam permainan polo tidak hanya satu. Sebab, tiap kuda hanya bisa dimainkan di satu caka (babak dalam Polo) yang durasinya 7 menit. Di NPC tersedia 68 ekor kuda, 10 diantaranya bukan kuda polo. Dalam satu tim ada 4 pemain dengan 4 posisi yang berbeda tugasnya, penyerang, defender, dua orang mildfielder. Dalam permainan polo, satu game bisa terdiri dari 2, 4, 8 caka. Kemenangan di tentukan banyaknya gol yang masuk ke gawang lawan.

Jangan salah, meski naik kuda, olahraga ini benar-benar melelahkan. Si pemain harus saling sikut memperebutkan bola, mengendalikan kuda dan berkelit ketika lawan menghadang. Kecepatan kuda bisa berubah dari nol ke 60 km/jam. "Kalau kudanya terlalu cepat ngeri juga," kata Yuza yang pernah jatuh karena ditabrak kuda lawannya.

Zainal menambahkan, kesulitan lain adalah memukul bola butuh keseimbangan, focus dan ketepatan mengendalikan kuda. Kadang ia terluka, karena kena pukul bola, mallet hingga jatuh karena kehilangan keseimbangan saat kuda memukul bola. "Seluruh tubuh saya sudah terluka semua, tapi ini yang menyenangkan dari permainan ini," katanya.

Bisa dibilang olahraga ini cukup keras, namun bukan berarti wanita tidak bisa bermain disana. Daninya Hamzarrudin Daya Zakir, adalah satu dari sekitar 40% wanita yang menjadi tamu tetap NPC. Dalam usianya yang baru 16 tahun Daniya sudah termasuk mahir. Ia sering ditempatkan menjadi penyerang.

"Tim yang ada perempuannya malah lebih sering menang," kata Daninya bangga. Dia mengaku sangat mencintai kuda. Mereka adalah hewan yang begitu magis. Gerakan kuda, kecerdasan, kecepatan dan kekeuatannya seolah hadir semua saat bermain polo. Ia selalu suka kuda yang responsif terhadap perintahnya. "Saya suka yang cepat, dan bertenaga. Its really fun," katanya. Ayahnya Daya Zakir memiliki 4 kuda di NPC untuk memfasilitasi putrinya bermain.

Baik Yuza, Zainal dan Daniya mengaku tidak perlu waku lama untuk belajar polo. Apalagi di NPC menyediakan pelatih yang juga seorang atlit professional polo Indonesia. Jadi, di lapangan seluas 350x150 meter ini mereka bisa berlagak bak atlit polo internasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×