kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Mencermati latar belakang lima anggota Dewan Pengawas KPK pilihan Jokowi


Sabtu, 21 Desember 2019 / 05:30 WIB
Mencermati latar belakang lima anggota Dewan Pengawas KPK pilihan Jokowi


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Presiden Joko Widodo melantik Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pimpinan KPK di Istana Negara pada hari ini, Jumat (20/12). Pelantikan ini memecahkan teka-teki siapa yang menjadi Dewan Pengawas KPK yang selama ini sempat menuai kontroversi.

Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Istana Negara, tampak sejumlah calon Dewan Pengawas KPK. Mereka adalah: Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris. Sebelumnya Syamsuddin merupakan salah satu pihak yang menentang perubahan UU KPK termasuk Dewan Pengawas di dalamnya.

Baca Juga: Jokowi lantik anggota Dewan Pengawas KPK, Jumat (20/12) siang

Salah satu penyebab Syamsuddin menerima tawaran tersebut karena dipilih langsung oleh Presiden. Sebelumnya Dewan Pengawas direncanakan dipilih oleh DPR. "Saya pikir ini peluang ini menunjukan komitmen presiden untuk menunjukan pencegahan korupsi," ujar Syamsuddin di kompleks istana kepresidenan, Jumat (20/12).

Artidjo Alkostar juga masuk ke Istana Negara sebagai calon Dewas KPK. Artidjo sebelumnya menjabat sebagai Ketua Kamar Pidana MA yang banyak memperberat banding yang diajukan narapidana korupsi ke MA.

Salah satu alasan ia menerima jabatan Dewas KPK adalah karena panggilan negara. Artidjo menegaskan adanya Dewas KPK tidak mengganggu kewenangan KPK. "Tidak tergantung orangnya, kita profesional dan proporsional, proporsional itu penting menjaga keseimbangan supaya lembaga ini sehat dan bekerja baik," terang Artidjo.

Baca Juga: Mendagri Tito keluarkan surat edaran kemudahan berusaha, KPPOD: Tidak ada pengaruhnya

Usai Artidjo, ada Albertina Ho yang masuk menjadi calon Dewas KPK. Albertina Ho dikenal sebagai ketua majelis hakim yang menangani perkara kasus suap pegawai pajak Gayus Tambunan.

Saat ini Albertina Ho menjabat sebagai wakil ketua Pengadilan Tinggi Kupang. Selain nama Albertina Ho, Jokowi juga sempat menyebut nama Artidjo Alkostar.

Baca Juga: Artidjo dan Albertina Ho masuk dalam radar Jokowi sebagai Dewas KPK

Sama dengan Artidjo, Albertina bilang menerima jabatan itu karena dianggap sebagai penugasan. "Ini kan perintah, kalau diperintahkan soal negara harus siap," jelas Albertina.

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaran Pemilu (DKPP) Harjono juga terlihat hadir di Istana sebagai calon Dewas KPK. Harjoni memastikan untuk bersikap profesional dan independen agar tidak menjadi penghambat kinerja KPK.

Baca Juga: Pimpinan KPK berharap Firli Cs tidak SP3 kasus korupsi yang belum rampung di era ini

Mantan komisioner KPK Tumpak Hatorangan Panggabean juga terlihat hadir menjelang pelantikan Dewas KPK. Meski belum dikonfirmasi, Tumpak dikabarkan akan menjadi ketua Dewas KPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×