kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menanti nasib proyek Monorel Jakarta


Jumat, 09 Januari 2015 / 15:16 WIB
Menanti nasib proyek Monorel Jakarta
ILUSTRASI. Cuaca di Yogyakarta besok Sabtu (22/7) cerah berawan hingga berawan di malam Hari. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/tom.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sampai saat ini belum bisa mengambil keputusan terkait nasib PT Jakarta Monorail dalam proyek pembangunan monorel di Jakarta. Meski Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama telah beberapa kali menyatakan akan memutus kerja sama dengan perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Edward Surjadjaja itu.

Menurut Sekretaris Daerah Saefullah, PT JM sempat mempertanyakan kepadanya maksud dari pernyataan Ahok di media. Sebab, sampai saat ini PT JM belum menerima surat resmi dari Pemprov DKI mengenai keputusan resmi diputuskan atau dilanjutkan pembangunan monorel.

"Soal monorel, kita mau sikapi seperti apa. Mestinya sudah diputuskan. Tetapi kita lapor pimpinan dulu arahnya mau ke mana. Kalau iya (pembangunan dilanjutkan) seperti apa, kalau tidak bagaimana," kata Saefullah, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/1).

Pembangunan monorel di Jakarta dimulai sekitar tahun 2004 saat era Gubernur Sutiyoso. Saat ini, saham PT JM masih dimiliki oleh PT Adhi Karya. Namun setelah tiga tahun berjalan, pembangunannya terhenti dengan menyisakan tiang-tiang pancang di sepanjang Jalan Asia Afrika dan Jalan HR Rasuna Said.

Tahun 2011, Gubernur Fauzi Bowo menyatakan bahwa pembangunan monorel tidak akan dilanjutkan. Namun pada sekitar Oktober 2013, proyek monorel dilanjutkan kembali oleh Gubernur Joko Widodo, dengan dukungan dari Ortus Holdings pimpinan Edward.

Tetapi baru sekitar sebulan berjalan, pembangunannya kembali terhenti sampai dengan saat ini. Dalam berbagai kesempatan, Ahok menyatakan tak berlanjutnya pembangunan monorel disebabkan ketidakmampuan Ortus membiayai proyek tersebut.

Ahok mengatakan salah satu hal yang masih belum memuaskan hatinya adalah PT JM belum mampu memastikan kemampuan finansialnya sebesar 30 persen dari nilai proyek pembangunan monorel Rp 15 triliun.

"Dia bilang untuk mendanai proyek itu dari pinjaman sebesar 70 persen. Terus modal yang 30 persen mana? Kalau dana yang 30 persen didapat menunggu hasil jualan properti milik DKI terlebih dahulu, ya saya enggak mau. Mendingan saya bangun sendiri," ujar Ahok. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×