kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menaker sampaikan 4 isu ketenagakerjaan di pertemuan menteri tenaga kerja G20


Jumat, 11 September 2020 / 10:58 WIB
Menaker sampaikan 4 isu ketenagakerjaan di pertemuan menteri tenaga kerja G20
ILUSTRASI. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pertemuan luar biasa para Menteri Perburuhan dan Ketenagakerjaan dari Negara Anggota G20,  Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan dukungan Indonesia pada agenda "Memberdayakan Rakyat dan Mewujudkan Peluang Abad 21 untuk Semua" yang diusung oleh Presidensi G20, Kerajaan Arab Saudi. Dalam kesempatan tersebut, dia pun menyampaikan isu strategis bidang ketenagakerjaan.

Isu pertama adalah mengadaptasi perlindungan sosial untuk mencerminkan pola kerja yang berubah. Kedua, mempersiapkan kaum muda yang lebih baik untuk transisi dunia kerja. Ketiga, mewujudkan kesetaraan gender di dunia kerja. Keempat, mengeksplorasi penerapan wawasan perilaku dalam rangka merumuskan kebijakan pasar tenaga kerja yang kuat untuk diadopsi ke dalam Deklarasi Menteri Perburuhan dan Tenaga Kerja negara anggota G20.

Menurut Ida, mengacu pada isu pertama,  perlindungan sosial adalah kunci untuk menavigasi multi-transisi masa depan pekerjaan.

"Kebijakan perlindungan sosial di saat krisis dan kondisi normal, dapat terus diperkuat dengan mendorong dialog sosial untuk menghasilkan skema perlindungan yang terbaik, tepat dan inklusif, " ujar Ida dalam keterangan tertulis, Kamis (10/9) malam.

Baca Juga: Indonesia selangkah lagi resesi, simak bagaimana cara terhindar dari PHK

Dia berpendapat, adanya Covid-19 merupakan peluang bagi negara-negara G20 untuk merefleksikan dan mengoptimalkan kebijakan perlindungan sosial bagi pekerja yang sebaiknya terintegrasi dalam mewujudkan perlindungan sosial untuk semua.

Dia juga mengatakan Indonesia  menyadari pentingnya peningkatan keterampilan dan daya saing bagi kaum muda. Hal ini sebagai upaya untuk membawa kaum muda yang masih berstatus NEET (not in employment, education and/or training) ke pasar tenaga kerja, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan. Ini pun merupakan upaya untuk mempersiapkan generasi muda yang lebih baik dan berkualitas.

Dia menjelaskan, berdasarkan perkiraan,  tingkat pengangguran kaum muda dapat mencapai kurang dari 15% pada tahun 2025.

"Untuk itu, Indonesia optimis dalam mencapai komitmen Antalya Target 2025, menurunkan tingkat pengangguran muda hingga 15 persen di tahun 2025," kata Ida.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×