Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak fenomena kekeringan atau El-Nino sudah mulai dirasakan oleh Indonesia. Salah satunya datang dari kenaikan harga beras.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi beras pada September 2023 sebesar 18,44% secara tahunan atau year on year (yoy), dengan andil pada inflasi sebesar 0,55%.
Kenaikan harga beras ini juga memberikan kontribusi besar terhadap komponen inflasi harga pangan bergejolak.
Baca Juga: Hadapi El Nino, Menteri PUPR: Cadangan Air Masih 2,9 Miliar Meter Kubik
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengingatkan, bila El Nino terus berlanjut, maka berpotensi menyundut inflasi. Hitungan Andry, El Nino bisa berkontribusi hampir 1% terhadap inflasi nasional.
"Bila El Nino berlanjut hingga semester I-2024, maka ini akan membuat inflasi pangan naik dan memberi kontribusi sebesar 0,27% hingga 0,88% terhadap inflasi umum," terang Andry kepada KONTAN, Senin (2/10).
Kondisi tersebut menjadi salah satu risiko bagi pergerakan inflasi Indonesia dalam jangka pendek
Kabar baiknya, Andry sudah melihat upaya pemerintah dalam menjaga pergerakan inflasi. Salah satunya dengan mengimpor beras.
Baca Juga: Beras Pemicu Utama Kenaikan Inflasi
Secara kumulatif dari Januari 2023 hingga Agustus 2023, pemerintah telah mengimpor beras sebanyak 1,59 juta ton yang diharapkan menjaga suplai beras di dalam negeri dan menjaga pergerakan inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News