kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   45,00   0,27%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

Membaca Peluang para Konglomerat Indonesia Pindahkan Aset ke Luar Negeri


Selasa, 29 April 2025 / 23:56 WIB
Membaca Peluang para Konglomerat Indonesia Pindahkan Aset ke Luar Negeri
ILUSTRASI. Ilustrasi gambar menunjukkan catatan bank AS seratus dolar diambil di Tokyo 2 Agustus 2011. REUTERS/Yuriko Nakao


Reporter: Adrianus Octaviano, Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

Meski demikian, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan bilang walaupun yang terjadi adalah semacam realokasi aset, bukan berarti potensi pemindahan dana ke luar negeri tidak akan terjadi. 

Menurutnya, ini bisa saja terjadi melalui reksadana global, atau mendirikan perusahaan di luar negeri, family office, atau skema transfer pricing tergantung preferensi masing-masing nasabah.

“Artinya mereka juga sudah memiliki rekening atau investasi di luar negeri, itu memudahkan untuk pengalihan dana,” ujarnya.

Baca Juga: Meningkat, Utang Luar Negeri Indonesia Capai US$ 427,5 Miliar Per Januari 2025

Sementara itu, ekonom dan pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan fenomena ini sebagai bentuk pelarian modal tidak hanya merugikan stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga mencerminkan rendahnya semangat nasionalisme dan tanggung jawab sosial dari kalangan elite ekonomi.

"Lebih dari itu, ini adalah bentuk ketidak-loyalan terhadap upaya bangsa Indonesia menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global," ujar Achmad.

Achmad menduga bahwa kelompok para taipan yang melarikan modal ke luar negeri adalah mereka yang berbisnis di sektor komoditas dan finansial. Mereka ini dikenal memiliki pengaruh besar di sektor ekspor komoditas primer seperti kelapa sawit, batubara, nikel dan karet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×