Reporter: Agus Triyono, RR Putri Werdiningsih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Mega proyek jalan tol Trans Sumatra dimulai. Jika tak ada aral melintang, proyek yang diperkirakan menelan dana investasi sebesar Rp 360 triliun ini akan mulai dibentangkan 25 April 2015.
Tahap awal, proyek jalan bebas hambatan sepanjang 2.818 kilometer (km) ini akan dimulai untuk ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi sepanjang 150 km. Hutama Karya menjadi perusahaan milik negara pertama yang mendapat kesempatan menggarap jalan ini karena telah mengantongi surat penetapan persetujuan lokasi pembangunan.
Agar proyek berjalan mulus, pemerintah akan menyelesaikan proyek jalan tol ini hingga ke Palembang. Karena itu, pemerintah akan bergegas merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No 100 /2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam revisi aturan itu, pemerintah akan memperluas penugasan pembangunan jalan tol Trans Sumatra. Tak cuma ke Hutama Karya, proyek jalan tol ini akan diserahkan ke konsorsium BUMN yang terdiri PT Hutama Karya, PT Jasa Marga, PT Wijaya Karya dan PT Waskita Karya.
"Perusahaan konsorsium sudah terbentuk, teknis pengusahaannya akan diatur Menteri BUMN," tandas Basuki, Kamis (2/4). Hanya, pemerintah belum merinci pekerjaan, termasuk pembagian proyek jalan tol antar BUMN itu.
Tapi, I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama Hutama Karya yakin akan mendapatkan penugasan lebih banyak dari Perpres lama. Di aturan lama, Hutama Karya mendapat mandat membangun empat ruas jalan tol. Yakni Medan-Binjai; Pekanbaru-Dumai; Palembang-Indralaya, Bakauheuni- Terbanggi Besar.
Sayang, ia belum mau menyebutkan proyek yang akan Hutama Karya pegang sesuai aturan baru.
Direktur Utama PT Waskita Karya Toll Road juga belum bisa banyak bercerita atas proyek ini. Hanya saja, Waskita siap mendapat mandat dari induk usaha, Waskita Karya untuk ikut menggarap proyek ini, baik sebagai kontraktor maupun operator. "Tapi kami menunggu Perpres," kata Dono Prawiro kepada KONTAN pekan lalu.
Setali tiga uang, menurut David Wijayatno, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, perusahaan pengelola jalan tol terpanjang di Indonesia memilih menunggu revisi Perpres agar jelas porsi proyek yang digarap Jasa Marga.
Adapun PT Wijaya Karya (Wika) mengaku hanya mengincar porsi minoritas dalam kongsi proyek jalan tol Trans Sumatera ini, yakni maksimal 20% atas total pembangunan proyek jalan tol bebas hambatan di wilayah Sumatra ini. Pasalnya, "Kami saat ini fokus menggarap proyek pembangkit listrik, bukan jalan tol, " ujar Suradi, Sekretaris Perusahaan Wika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News