Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memandang tingkat imbal hasil atau yield rata-rata tertimbang yang ditawarkan dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun kemarin yang mencapai 8,08% cukup tinggi. Meski begitu, Perry juga menegaskan bahwa yield yang ditawarkan juga masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan US Treasury, sehingga ini masih menarik.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali mengadakan lelang SBN dengan target lelang sebesar Rp 20 triliun dan target maksimal Rp 40 triliun. Penawaran yang masuk mencapai Rp 44,4 triliun, dan pemerintah telah memenangkan sebanyak Rp 16,6 triliun.
Baca Juga: Kembali masuk ke pasar perdana, BI serap SBN Rp 2,3 triliun
"Ya, di awal-awal memang mereka bid dengan yield yang terlalu tinggi, karena mengira pemerintah akan menerbitkan yield tinggi banget. Tapi mungkin minggu-minggu ini pasar masih mempelajari, tapi nanti pasar pasti sadar kalau yield 8,08% itu tinggi banget, loh!" ujar Perry, Rabu (29/4) lewat video conference.
Lebih lanjut, Perry juga yakin kalau pasar segera sadar, maka lama-lama jumlah yield bid pasti akan turun sehingga akan mendorong lebih banyak lagi yang akan dimenangkan oleh pemerintah dalam lelang selanjutnya.
Bila lebih banyak yang dimenangkan, maka semakin besar juga peluang pemerintah untuk melakukan pembiayaan defisit fiskal yang membengkak. Menurut Perry, penerbitan SBN bisa ikut membantu dalam memenuhi biaya bantuan kesehatan yang sekitar Rp 70 triliun, bantuan sosial sekitar Rp 110 triliun, dan insentif industri sebesar Rp 70 triliun.
"Jadi,sekarang pemerintah bisa fokus dulu untuk salurkan bansos agar masyarakat bisa terbantu dalam mengatasi dampak Covid-19 ke perekonomian mereka," tandasnya.
Baca Juga: Indonesia central bank says investors bidding yields too high at govt bond auction
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News