kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ma'ruf Amin mengakui tidak mudah turunkan angka stunting hingga 14%


Selasa, 11 Februari 2020 / 15:52 WIB
Ma'ruf Amin mengakui tidak mudah turunkan angka stunting hingga 14%
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) memimpin rapat pleno Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Kantor TNP2K, Jakarta, Selasa (11/2/2019). Rapat tersebut membahas tantangan ambisius penurunan kemiskinan 6,5 persen dan penurunan stunt


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan angka stunting akan menurun hingga 14% hingga akhir 2024. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, target tersebut bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.

"Target 14% dari 27% itu bukan sesuatu yang mudah, karena itu kita harus bekerja keras," ujar Ma'ruf, usa memimpin rapat pleno Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Selasa (11/2).

Baca Juga: Strategi pemerintah turunkan kemiskinan hingga 6,5% pada 2024

Tahun 2019, angka stunting sebesar 27,67% dari tahun 2018 yang sebesar 30,8%. Prevelansi stunting tersebut masih cukup tinggi, mengingat hampir 1 dari 3 balita Indonesia mengalami stunting.

Menurut Ma'ruf, untuk menurunkan angka stunting, maka dibutuhkan koordinasi dan kerja sama kementerian terkait. Dia juga berpendapat, kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan stunting hingga kemiskinan perlu dievaluasi, agar program yang dijalankan pemerintah selalu tepat sasaran.

Baca Juga: Menko PMK inginkan data akurat untuk turunkan kemiskinan dan stunting

"Misalnya kita lihat, program yang dibutuhkan desa itu apa, kekurangannya apa, jangan sampai butuhnya ini, programnya yang lain, jadi kita sesuaikan," ujar Ma'ruf.

Berdasarkan keterangan resmi TNP2K, disebutkan bahwa tantangan terbesar dalam percepatan penurunan stunting adalah melakukan konvergensi, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan intervensi di tingkat desa.

Baca Juga: Bos Bank Dunia pernah mempermalukan Sri Mulyani, tentang hal apa?

Ma'ruf pun mempertanyakan terkait efektivitas anggaran yang menurutnya belum tercermin dalam penurunan stunting. Saat ini, terdapat anggaran lebih dari Rp 29 triliun untuk mencegah stunting yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga, anggaran tersebut pun belum termasuk anggaran yang dialokasikan dunia usaha dan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×