Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Pemerintah telah merancang paket stimulus ekonomi bagi orang kaya untuk meningkatkan laju konsumsi rumah tangga secara nasional, saat pandemi Covid-19 mulai mereda.
Rancangan paket insentif ekonomi buat orang kaya ini masuk dalam desain Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka penanganan dampak virus corona Covid-19.
Salah satu target paket stimulus ekonomi yang menyasar masyarakat kelas menengah atas alias orang kaya Indonesia, lewat dukungan kepada sektor pariwisata.
Baca Juga: Siap-siap Ditjen Pajak akan buru wajib pajak badan dengan kriteria ini mulai 2021
Paket kebijakan stimulus ekonomi untuk orang kaya Indonesia ini antara lain. Diskon tiket maskapai penerbangan, hotel, restoran, hingga voucher makanan lewat aplikasi online. Rencananya, program insentif buat orang kaya ini, pemerintah mengusulkan anggaran Rp 25 triliun.
Pemerintah berharap dengan menggenjot konsumsi masyarakat kelas atas alias orang kaya maka bisa menjadi jurus jitu dan obat mujarab untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, tahun ini dan tahun depan.
Maklum, selama ini, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) Indones. Dari total konsumsi itulah belanja orang kaya mendominasi penggerak ekonomi secara nasional.
Baca Juga: Inilah tiga instruksi Menteri BUMN Eric Tohir untuk menyambut The New Normal BUMN
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) 20% kelompok masyarakat teratas alias orang kaya, memegang peranan penting terhadap konsumsi rumah tangga di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik juga menyebutkan hingga September 2019 lalu, kelompok 20% penghasilan teratas itu, menguasai sebesar 45,36% pengeluaran secara nasional.
Artinya, makin gemar orang kaya Indonesia membelanjakan duitnya, makin tingggi tingkat konsumsi rumah tangga secara nasional.
SELANJUTNYA>>>
Adapun, kelompok 40% masyarakat berpenghasilan terbawah, hanya menguasai 17,71% dari total konsumsi secara nasional. Sementara kelompok 40% masyarakat berpenghasilan menengah hanya menguasai 36,93% pengeluaran nasional.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, apabila kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diperlonggar pada kuartal III-2020 dengan asumsi penyebaran virus corona Covid-19 sudah tidak terlalu masif, maka paket stimulus ekonomi alias insentif bagi orang kaya ini akan dijalankan oleh pemerintah.
Baca Juga: Anies mulai terapkan larangan keluar masuk Jakarta
Namun, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menegaskan, implementasi dari stimulus bagi orang kaua tersebut akan sangat tergantung dengan keadaan darurat, serta kapan pandemi virus corona Covid-19 ini benar-benar menunjukkan penurunan.
"Kalaupun pariwisata akan dijadikan fokus, pasti tetap dilakukan dengan protokol kesehatan, sehingga tetap belum bisa maksimal," kata Yustinus kepada KONTAN, Minggu (17/5).
Baca Juga: Inilah cara orang kaya dunia menghabiskan waktu lockdown
Artinya, meskipun paket stimulus ekonomi bagi orang kaya ini ditargetkan efektif pada kuartal III atau kuartal IV-2020, tetapi implementasinya akan sangat bersifat dinamis mengikuti pola perkembangan penyebaran virus corona Covid-19 di dalam negeri.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama menilai, apabila paket kebijakan stimulus ekonomi bagi orang kaya tersebut diimplementasikan dalam waktu dekat, maka dapat dipastikan tidak akan berjalan efektif.
Baca Juga: Ada dugaan kartel harga BBM, KPPU mengincar lima perusahaan ini
Sebab, "Awareness masyarakat golongan menengah ke atas (atau orang kaya) mengenai pandemi Covid 19 lebih tinggi, sehingga akan lebih rasional dalam hal berwisata jika kesehatan adalah taruhannya," kata Riza.
Menurutnya, jika kurva penyebaran Covid-19 mulai menurun, kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi alias kaya raya ini ini akan lebih percaya dan merasa aman.
Saat itulah, konsumsi orang kaya akan terkerek naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News