Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menargetkan penempatan peserta magang kerja ke Jepang sebanyak 2.000 orang pada tahun 2015. Para pemagang ini akan mendapatkan penghasilan atau gaji secara rutin.
Untuk tahun pertama, peserta magang mendapat gaji 80.000 yen atau Rp 8,2 juta per bulan. Selanjutnya untuk tahun kedua akan mendapatkan gaji magang 90.000 yen (Rp 9,2 juta) per bulan dan tahun ketiga 100.000 yen (Rp 10,2 juta) per bulan. Dan setelah lulus program pemagangan akan diberi uang bantuan untuk permodalan.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, para peserta magang bakal ditempatkan di sekitar 500 perusahaan yang menyediakan 60 jenis kejuruan kerja. Selama bekerja magang di Jepang, para peserta magang dilindungi oleh asuransi dan jaminan kesehatan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Jepang.
"Pemerintah mendorong program pemagangan sebagai program prioritas untuk mengurangi pengangguran, mempercepat penyerapan tenaga kerja di pasar kerja dan membuka wirausaha baru," kata Menaker M Hanif Dhakiri dalam rilisnya, Rabu (4/3).
Berdasarkan Data Kemnaker, hingga akhir 2014 Pemerintah telah menempatkan peserta program pemangan ke Jepang 2014 sebanyak 35.351 orang dan yang sudah kembali ke tanah air sebanyak 32.062 orang. Saat ini yang masih ada di Jepang sebanyak 3.289 orang.
Hanif mengatakan, program pemagangan merupakan upaya peningkatan kemampuan SDM mendekati standar kompetensi industri multinasional agar mampu bersaing di pasar kerja global.
"Pelaksanaan pemagangan ini merupakan salah satu langkah konkrit dalam mempersiapkan kualitas sumber daya manusia menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Kita terus mempersiapkan tenaga kerja berkualitas yang siap bersaing secara global," kata Hanif.
Program kerja magang di Jepang ini merupakan kerja sama Kemnaker (dulu Depnakertrans) dengan IMM (International Manpower Development of Medium and Small Enterprises) Jepang yang dimulai pada tahun 1993.
Sebelum berangkat magang ke Jepang, para calon peserta mengikuti berbagai program pelatihan yang dapat disesuaikan minat dan bakat peserta, diantaranya adalah mekanik, ahli elektronik, las listrik, bangunan, perkayuan, pabrik makanan dan lain-lain.
"Sekembalinya ke Indonesia, kualitas kerja para Eks peserta magang meningkat pesat sehingga mereka langsung diminati perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri, terutama industri, otomotif, tekstil, listrik, manufaktur, mesin dan bangunan," kata Hanif.
Namun, kata Hanif ada juga sebagian eks magang yang lebih memilih untuk membuka usaha sendiri secara mandiri atau berwirausaha, sesuai dengan bakat, kemampuan dan ilmu yang dipelajari selama magang di luar negeri sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News